Friday 23 December 2011

What a Friend Said about Me

Rizki Berliana Wijayanti (Teknik Kimia UGM, 2010, teman sekelas Matrix 12 IPA 1 SMANSA Kebumen), said that Ani is..... 
Ratu penguasa beranda lor dan beranda kidul ini orangnya aneh. Sering ngomong yang gak jelas gitu, terus kalo ditanya ” Hah? Ngomong apa kowe An?” dia cuma jawab ” Oh ora, ora, ora, ora papa,he” sambil clingak-clinguk. Tapi walaupun aneh, dia pinter banget bikin kata-kata yanggg aduhaiii, jago bikin cerpen juga. Tegok sono facebooknya, notesnya ada 170an. Mantep gak tuhhh... Dia tie orang yan susah mengungkapkan isi hatinya secara langsung, jadi dia lebih suka bikin notes gaje. Dia juga jago nggambar, terus juga punya sense of music gitu. Multitalent yaa...hahaha. Dia ngefans sama Vita Marissa, kita sering gila-gilaan bareng, aku jadi Butetnya (hoek!hoek!kasian amat kak Butet) dia jadi Vita. Dia paling asik buat diajak sms-an, gak kelar-kelar deh...ada aja yang di bahas. Semoga karya-karyanya akan semakin bagus kedepannya, amiinnn..... 



Thursday 15 December 2011

Contoh Komentar Pedas Saya


 Assalamu'alaykum...
yeah, seperti biasanya saya tidak berharap posting-an ini direspon, tapi sepertinya betul kata Widya, mungkin sebaiknya kita mulai ketemuan membicarakan dan latihan persembahan. Jangan dilihat dari besar kecilnya tugas ini, dari penting tidak pentingnya persembahan ini, sebab saya kira persembahan ini sengaja diadakan pasti dengan tujuan: mempersatukan tiap anggota kek, apa kek... Bisa saja ini dianggap sebagai jembatan pembentuk kesatuan tiap angkatan, ketemu bareng, latian bareng, interaksi, ada feed-ada feedback. Membiasakan kita bekerja sama terutama demi menyongsong tugas lain yang lebih berat dan mulia (preeeet), semisal: KCE, bimbel, dll. Kalau kita membiasakan merespon cepat terhadap hal sekecil apa pun, maka itu pun akan terjadi terhadap hal besar sekali pun. Ya wis sih, kasihan yang bikin naskah, dikomentari kek, direspon, ditanggapi, sesibuk apa pun kita, kayaknya lebih sibuk presiden. Hnn, tidak bermaksud membandingkan, tapi angkatan atas merespon persembahan ini dengan antusias, bukan ingin menang, bukan ingin ngeksis ria, tapi memang ini adalah sarana berkumpul, jarang-jarang kumpul bareng kan. Kita yang mayoritas masih di asrama kayaknya harus memanfaatkan moment kerja sama dan pdkt ini dengan sebaik-baiknya. Kalau ngga bersedia ya ngomong dari awal. Simpel aja sebenernya ya, cuma saya seperti biasanya, suka membesar-besarkan masalah dengan mem-posting posting-an lebay. Saya akui saya sangat omdo dan sangat cerewet, berisik, antagonis, amit-amit, bukan siapa-siapa dan kawanannya, so untuk semua kata-kata yang sangat salah di postingan ini, saya mohon maaf yang sebesar gunung. Yang tidak suka, silahkan timpuk saya pake bantal sampai tidur. Saya sudah terbiasa. Terima kasih bagi yang sudah membaca.

nb: saya trauma dengan kata "persembahan" sejak bulan Januari, ada yang bisa membantu menyembuhkan ngga ya? Oh ngga ya, ya sudah

wassalamu'alaykum...

Sunday 11 December 2011

Petang Kreatif 2011 (part 1)

Hari ini Minggu, besk hari Senin dan kemarin adalah hari Sabtu. Hari Minggu tidur sepanjang hari, hari Senin ada prsentasi. Saat bangun hujan lebat mendera bumi dan bahan presentasi belum mulai dipelajari. Bingung. Lantas membuka laptop, koneksikan ke internet dan membuka situs blogger.com.

Sekarang gue pengen bercerita tentang Petang Kreatif (PK) kemarin Sabtu, 10 Desember 2011 yang dilaksanakan di Auditorium Gedung IX FIB UI. Wah! Mantap kali ini acara! Theater Battle antara 15 prodi di FIB. Gue melewatkan 3 pementasan, dari Arab, Korea dan Perancis. Padahal gue pengen banget lihat punya Irvan, teman satu paguyuban gue. Namun, karena gue lupa dia nampil jam berapa dan apalagi pasa saat itu gue masih guling-guling di kasur, akhirnya gue nggak nonton punya dia. Gue cuma tahu judulnya, Pertem(p)u(r)an Setan. Dari judulnya aja udah menarik. Ah sayang banget!

Belanda
Pas gue dateng yang lagi nampil tuh prodi Belanda. Nggak begitu ngerti ceritanya, tapi kalau nggak salah cceritanya tentang revolusi bunga, tentang pembabatan hutan, yah mungkin bisa kau kira sendiri ceritanya seperti apa. Tokoh utamanya wanita, nggak tahu dia memerankan sebagai apa. Namun, sepertinya dia adalah sebuah bumi, bisa dilihat dari warna kostumnya (kalau bisa dibilang kosrtum, soalnya ketat abis) yang berwarna perpaduan hijau dan biru.

Jerman
Penampilan selanjutnya adalah dari prodi Jerman. Nah ini nih, karena gue nontonnya dari luar lewat LCD doang, gue nggak begitu ngerti jalan ceritanya. Cuma bisa lihat ekspresi dan penjiwaan pemainnya. Ceritanya nggak tahu tentang apa. Namun, satu per satu pemainnya mati. Ceritanya ada pemuda (yang memerankan cewek, dengan polesan kumis, tapi kelihatan banget kalau dia cewek) yang bertemu  dengan seseorang yang dia panggil-panggil guru. Entah guru apaan, nggak ngerti. Abis itu flashback. Dia bertemu ibunya, bersama 2 orang temannya. Entah kenapa di adegan selanjutnya, temannya yang buta bunuh diri dengan menyilet nadi di tangan kirinya. Kemudian scene selanjtnya di pemakaman di mana si pemain utama dan temannya yang masih hidup berakting sesuatu yang gue nggak ngerti dialognya. Setelah itu, di adegan selanjutnya, si teman pemuda itu juga bunuh diri. Sebelum bunuh diri, teman pemuda itu sempat bercakap-cakap dengan si pemuda yang gue kira berlangsung dengan tegang. Akhirnya si teman pemuda itu pun mati. Akhirnya, kembali lagi ke adegan awal di mana pemuda bertemu dengan guru dan gue ngantuk... Tiba-tiba selesai begitu saja. Komentar gue sih yang pertama tentang lighting-nya kurang bagus, terus suaranya juga agak kurang pol, terus agak datar gitu. Mungkin hal ini akan berbeda kalau gue nontonnya di dalem gedung, huhu... nggak lewat LCD.

Cina
Setelah prodi Jerman, Cina lah yang beraksi. Gue udah lumayan menunggu-nunggu nih penampilan karena gue udah sedikit dapet bocoran ceritanya dari si Tiwi yang biasanya latihan bersisihan dengan anak Cina. Cerita diawali dengan adegan beberapa orang PSK berpakaian superseksi (ini serius, nggak bohonh, mereka betul-betul mengenakannya) yang keluar dari sebuah gubuk bertuliskan "Hati-hati Jebol". Nggak jelas ini yang dimaksud jebol apaan. Lalu keluar pemuda figuran dari dalam gubuk dan memberi tip kepada salah satu PSK sedangkan PSK yang lain hanya sebagai figuran. Selanjutnya, PSK tadi dimintai sedikit tip-nya oleh si Mami yang udah duduk di belakangnya dari tadi memperhatikannya yang mendapat uang dari si laki-laki figuran.
Beberapa lama kemudian, datanglah seorang lelaki setangah baya yang membutuhkan uang dan pertolongan. Setelah berbincang cukup lama dengan si Mami, akhirnya tercapai sebuah keputusan. Mami memberikannya uang 5 juta (sebetulnya melemparkan uangnya ke udara yang kemudian dipunguti oleh si lelaki setengah baya itu) dan si lelaki menikahkan anak perempuannya dengan seorang lelaki kaya, mungkin teman si Mami.
Adegan selanjutnya di rumah lelaki setengah baya itu, di mana sang anak yang ternyata bernama Amoy sudah berdandan lengkap dengan baju pernikahan Cina yang berwarna merah cerah dan perlengkapan upacara adat khas Cina yang lain. Amoy tidak pernah menyetujui perjodohan itu dan hal itu membuat si ayah marah, lalu memukulinya. Beberapa saat kemudian, datanglah si Mami dengan calon suami Amoy dan seorang penghulu ala Cina (nggak tahu namanya apaan). Singkat cerita, menikahlah mereka dengan adat Cina.
Amoy dibawa suaminya ke negeri nun jauh dari negeri asalnya. Dan Amoy pun disiksa, baik secara fisik maupun jiwa. Dia menerima kekerasan berbentuk pukulan dan kekerasan seksual dari suaminya itu saat dia sedang kalap (nggak usah dibayangin seperti apa adegannya, ngeri!).
Amoy pun menulis surat untuk ibunya.
Suatu hari, Amoy tertangkap basah mengambil beberapa helai uang dari kotak uang suaminya dan hal itu membuat suaminya marah seketika. Akhirnya, Amoy pun dipukuli dengan kejam dan brutalnya hingga dia meninggal di tempat. Si suami pun berteriak karena telah membunuh Amoy di tengah kekhilafannya.
Saat Ayah Amoy membaca koran, terdapat berita kematian Amoy. Dia shocked berat. Lantas mengambil pedang entah dari mana dan membunuh dirinya sendiri. Beberapa lama kemudian, datanglah ibu Amoy. Dia membaca surat Amoy. Saat dia mencari suaminya untuk memberitahuakan nasib Amoy dia menemukan secarik koran di lantai. Dia pun menyusul kekagetan sang suami. Keterkejutannya bertambah saat dia menemukan suaminya, satu-satunya orang tercintanya yang tersisa di dunia, mati bunuh diri. Selesai. (lupa bagaimana nasib ibu Amoy).
Komentar gue, ini drama vulgar banget dalam menampilkan kekerasan dan adegan-adegan dewasa. Agak gimana gitu nontonnya, brr... Namun, cerita yang diangkat nggak terlalu berat, sederhana tapi ngena, kalau gue bilang. Penjiwaan dari masing-masing tokoh juga dapet banget, karena alur cerita nggak menuntut penjiwaan yang terlalu dalem. Lighting cukup. Properti mendukung dan nggak ribet. Aura drama juga dapet, meskipun agak condong ke sinetron. Sound effect yang berbau-bau chinnese mungkin agak kurang.

(bersambung)

Saturday 10 December 2011

"L"

Beberapa hari terakhir ini, gue lagi tertarik-tarik magnet Death Note, khususnya yang Live Action. Ini semua gara-gara gue numpang tidur di kamar adek kelas gue, Isna. Awalnya gue agak ogah-ogahan gitu pas ditawarin nonton. Yeah! Dinding kamar gue juga tahu kalau gue nggak suka film-film horor yang nggak masuk akal. Yup! Awalnya gue emang menyangka bahwa film ini adalah film horor di mana bakal ada adegan pembunuhan dan campur tangan iblis tertentu. Parahnya lagi, gue kira nih film itu film Barat gitu. Eh, ya ampun sampai dikatawaan sama Handy, gara-gara gue baru tahu menahu Death Note ini. Padahal film-nya (Life Action) aja udah tamat dari zaman gue masih kelas 2 SMA. Ahaha. Betul-betul cupu!


Jadi, Death Note ini diangkat dari sebuah manga berjudul Death Note. Death Note menceritakan seorang pemuda jenius bernama Light Yagami (Raito Yagami) yang tanpa sengaja menemukan sebuah buku catatan bersampul hitam di suatu malam. Dia memungutnya dan membawanya pulang. Saat buku itu dibuka, di halaman depan buku itu, terdapat penjelasan dan tata cara penggunaan Death Note. Di penjelasan itu diterangkan bahwa orang yang namanya dituliskan di Death Note, maka ia akan mati. Dan apabila penyebab kematian dari orang tersebut tidak dituliskan dengan jelas, maka orang tersebut akan mati oleh serangan jantung 40 detik setelah namanya ditulis di Death Note. 

Uhh!!! Light awalnya nggak percaya ini, tapi tiba-tiba muncul shinigami bernama Ryuk yang membenarkan penjelasan buku itu. Setelah menyaksikan kematian penjahat yang dia temui setelah ia  menuliskan namanya ke dalam Death Note, barulah Light percaya akan kekuatan buku itu. Mulai saat itulah dia merencanakan rencana besar tentang pembersihan dunia dari orang-orang jahat karena pada dasarnya Light adalah orang yang mencintai kedamaian dan membenci ketidakadilan. Sifat ini terbentuk mungkin atas pengaruh dan didikan keluarganya. Ayah Light adalah seorang Kepala Kepolisian di sana dan beliau selalu menginspirasi Light mengenai kedamaian dunia. Namun, agaknya Light ini mempunyai cara yang lebih brutal dalam menciptakan kedamaian itu dan membinasakan kejahatan. Dengan bermodal kejeniusannya, dia bobol data kepolisian dan me-list nama-nama penjahat ke dalam Death Note. Alhasil, muncul banyak berita dan laporan kematian penjahat besar-besaran di seluruh dunia oleh seseorang tak dikenal, bernama Kira (dari kata Killer) yang tak lain adalah Light sendiri. 

Ulah Light membuat gempar dunia, terutama kepolisian dunia. Mereka dibuat kalang kabut, karena kematian penjahat semakin meningkat tiap harinya. Di tengah kegalauan dunia kepolisian itu, muncullah si L, detektif muda superjenius yang terkenal dan tidak pernah menunjukan identitasnya. Namun, kasus Kira ini telah membuat dia menampakkan wajahnya (yang khas, unik, antik, unyu, lucu, aaaaaa...mirip banget sama manga-nya) kepada beberapa polisi Jepang. Pada setiap proses investigasi L dibantu oleh Watari, pemilik Wamy's House, yayasan yang membesarkan L hingga sesukses dan sekaya ini.

L mendapatkan tantangan yang berat dalam menyelesaikan kasus Kira ini. Dia harus mampu mengalahkan kejeniusan Kira alias Light dan menebak langkah-langkah apa yang akan dilakukan oleh Light. Light sendiri tidak lagi membunuh dengan orientasi menciptakan kedamaian dunia. Namun, dia tak lagi segan-segan untuk membunuh setiap orang yang menghalanginya dan rencananya. Dia tak lagi mempunyai rasa kasihan terhadap orang lain, bahkan dia mengorbankan hisup Shiori teman perempuannya yang mungkin dia sayangi demi ambisinya yang sudah keterlaluan itu. 

Di akhir film Death Note: the Last Name, L berhasil memecahkan kasus dan membuka rahasia dan kedok Kira melalui cara yang brilian, menjebak dan mengelabui Kira di rumahnya. Akhirnya, pertarungan dua orang jenius ini dimenangkan oleh L dan Kira alias Light pun meninggal oleh serangan jantung setelah Ryuk, shinigami, yang selama ini menemaninya beraksi merasa muak dan menuliskan nama Raito Yagami di Death Note. L sendiri hanya memiliki waktu 20 hari sebelum dia mati. Yup! L ternyata menuliskan nama aslinya 3 hari sebelumunya di Death Note: L. Lawliet, meninggal dengan damai karena serangan jantung 23 hari lagi. Hiks, sedih. L melakukannya agar Light tidak mendahuluinya menuliskan nama L di Death Note. Salah satu penjelasan Death Note adalah apabila nama orang tersebut dituliskan di Death Note lebih dari satu kali, maka dia akan mati oleh penyebab pertama, perintah setelah penulisan pertama tidak akan berlaku. Oleh karena itu, L lebih memilih mengorbankan hidupnya dibandingkan mengambil risiko kemungkinan namanya ditulis di Death Note oleh Light sebelum dia memecahkan kasus dan menangkap Light si Kira. 

L mempunyai kebiasaan dan tingkah laku unik bin aneh, dan itulah yang membuat gue suka karena gue adalah orang yang selalu suka hal-hal aneh dan unik. Gue langsung suka dan jatuh cinta dengan tokoh L ini yang suka sekali sama makanan-makanan manis ini. Cara duduknya juga aneh. Dia selalu duduk dengan berjongkok atau duduk sambil menekuk kaki, meskipun dia sedang berada di atas sofa atau kursi. Ini membuatnya seolah-olah tak ingin menjauhkan hidung dengan lututnya. Selain itu, dia juga suka banget gigit jari, sebenernya sekedar menempelkan jempol atau jari telunjuk ke mulutnya sih. Namun, tak jarang dia menggigiti kukunya jika kasus yang dia tangani memanas. L itu selalu bernampilan lusuh, low profile, cuek, aneh, lucu, imut, parah, bertelanjang kaki, dengan rambut belah pinggir di mana alur rambutnya dominan ke kiri dan selalu mengenakan celana jeans biru dan kaos putih lengan panjang yang tampak kedodoran tapi pas buat dia. I really like his style! Kalau boleh gue bilang, baru sekali ini gue nemu tokoh Life Action yang penampakannya mirip banget sama di manga atau animenya, malah lebih baik. Costume player terbaik yang pernah ditonton deh, tokoh L ini. Jatuh cinta dah sama L!


Btw, gue itu suka sama tokoh L atau yang memerankan tokoh L sih? Jawabannya adalah dua-duanyaaaa....
Hehe, makanya paragraf di atas dibikin begitu ambigunya seperti itu. Jadi, L. Lawliet yang keren ini diperankan oleh Matuyama Kenichi (Matsuken) yang ternyata adalah dia juga pemeran tokoh Yuji Kawamoto (kakak senior Aya, pemain Basket) di dorama 1 Liter of Tears. Huwaaa... Shocked! pas baru tahu dia adalah pemeran Kawamoto. Soalnya, dulu gue nggak suka banget sama tokoh Yuji ini. Dia jahat dan tega banget sama Aya. Udah gitu gaya rambutnya yang cepak parah itu juga mendukung ketidaksukaan gue. Emang sih, gue nggak suka cowok dengan rambut gondrong, tapi cowok dengan rambut super cepak juga agak nggak gue suka, hehe. Jadi, dapat disimpulkan entah dari mana, bahwa gue suka banget sama Matsuken waktu dia memerankan tokoh L yang keren ini. Suka banget sama gaya rambutnya, suka banget sama ekspresi wajah mikirnya yang cool, suka banget sama cara dia memegang setiap benda dengan hanya memaksimalkan pada tiga jari (jempol, telunjuk, jari tengah). Namun, gue nggak suka cara dia mengetik di laptop yang hanya menggunakan 1 jari. Jadi aneh gitu, kayak pakai mesin ketik zaman dulu aja dan agak kurang pas aja. Lucu sih, tapi aneh karena nggak pas sama tokohnya dan agak over gitu ngetiknya (ngangkat tangannya tinggi banget sebelum akhirnya menekan tombol-tombol keyboard-nya, hoho).

Walaupun muka L terlihat serem dan misterius gitu (yang entah kenapa masuk kategori karakter favorit gue), tapi kalao L lagi senyum dia maniiiiiiis banget. Di manga-nya, L mungkin terlihat tak seganteng Light (Raito). Namun, di Live Action L. Change the World, dia itu bisa senyum dengan imuuut lhoo... Aaaaaa... 
Ini pas L baru mengantarkan Boy (Near) ke Wamy's House dan mungkin di detik-detik terakhir sebelum kematiaannya dengan damai.

Akhirnya, Death Note pun selesai setelah diluncurkannya Death Note 3.5 di mana L berhasil menyelamatkan dunia dari ancaman penyebaran virus super mematikan dengan penyebaran supercepat (perpaduan virus Influenza dan Ebola) yang akan digunakan oleh geng K (Kimiko Kujo) sebagai senjata biologis untuk menghancurkan populasi manusia. Sebenarnya, tujuan K untuk menyelamatkan dan membuat damai bumi itu betul, hanya saja caranya supersalah dan super tidak berperikemanusiaan dengan membunuh miliyaran penduduk bumi yang tidak bersalah. Bravo, L! And good bye! T,T

Dilihat dari ceritanya, Death Note ini memang keren banget! Apalagi ide ceritany tentang penyelidikan, investigasi dan orang-orang jenius begini. Namun, jika dikaitkan dengan kepercayaan dan agama, agak kurang baik juga. Masa iya, kematian manusia ada di tangan manusia. Oke lah, mungkin ini dikaitkan dengan kepercayaan dan budaya Jepang yang beraneka ragam dan kaya banget. Dewa Kematian atau Shinigami ini dipercaya ada di sana, makanya adanya kemunculan manga-anime-film Death Note yang berkisah tentang buku catatan kematian milik Shinigami ini dapat diterima di negara asalnya dan negara lain. Namun, takutnya, ada orang-orang yang terlanjur percaya atau gimana terus jadi syirik, terus stress kan agak nggak baik juga.

Gue sendiri orang yang sangat suka cerita fantasi hingga terkadang fantasi-fantasi itu memperngaruhi daya imajinasi gue di kehidupan nyata. Dengan adanya Death Note, gue nggak terlalu menangkap banyak pesan moral ya, selain pesan untuk selalu mengingat kematian dan Allah, berhati-hati dalam melakukan segala hal, dan berpikir kritis, realistis, logis dan cerdas biar bisa jenius dan keren seperti Light dan L.

Aduh, si L ini... awawawaw, pengen punya anak yang sejenius dan seimut dia tapi nggak bertingkah laku aneh kayak dia, hihihi.

Friday 9 December 2011

Catatan Lama

9 Desember 2012

Entah kenapa, saya lebih lancar berbicara tentang manusia dibandingkan berbicara tentang kesehatan masyarakat. Namun, hal ini bukan sebuah penanda bahwa saya tidak menyukai kesehatan masyarakat dan lebih cinta mati pada sosiologi atau antropologi. Hanya saja, terkadang terasa mengasyikan saat mengamati orang, menerka tabiatnya, cara berpikirnya, atau sekedar mengetahui tipe-tipe orang yang nyaman baginya.
Meski demikian, saya tidak pernah mengaku bahwa saya memiliki kemampuan menganalisa manusia seperti di atas dengan tingkat keakuratan hingga lebih dari 50%. Allah lah Yang Maha Mengetahui...

Manusia memang makhluk yang sangat untik, unik dan antik. Siapa yang mampu menebak pikiran mereka?

Thursday 8 December 2011

Semalam berbincang dengan seorang adik tingkat. Menjadi orang yang lebih tua, terkadang meyenangkan, terkadang juga penuh tantangan. Bagaimana mempertahankan reputasi sebagai ornag yang lebih tua agar tidak jatuh image-nya di depan orang yang lebih muda. Bagaimana kita seolah-olah bertindak sebagai orang dewasa yang mampu membantu menyelesaikan masalah, padahal kita sendiri terkadang juga menangis hingga mengguling-gulingkan kepala di atas meja saat dihadapkan pada masalah yang menggalaukan.

Lewat perbincangan itu, lewat tetesan air mata yang jatuh dengan renyahnya dari sudut matanya itu, lewat tatapan mata sendu dan penuh rasa cemas itu, rasa cemas untuk memperoleh dekapan dan rangkulan hangat orang di dekatnya, rasa ingin dihargai dan disayangi... aku mengerti bahwa setiap manusia memiliki titik yang begitu fluktuatif di dalam hidupnya.

Terkadang... Sekeren apa pun manusia itu, sekokoh baja pun pendirian dan ketahanannya dalam menghadapi setiap tantangan hidupnya, pasti ada saat di mana orang itu memerlukan orang lain untuk dijadikan objek pelarian. Ada saat di mana orang individualis menjadi orang yang begitu humanis. Lalu, aku mulai berpikir bahwa orang individualis bukan merupakan hasil dan konsekuensi atas pilihan yang dia jalani. Terkadang menjadi individualis adalah akibat dari keterbatasan kesempatan untuk mampu berbagi dan berinteraksi dengan orang lain. Mungkin, tak sempat memperoleh kesempatan. Atau mungkin memang dia memilih untuk demikian.

Wednesday 7 December 2011

Resolusi

Resolusi akhir tahun saya saat ini adalah "Berhenti Menjadi Makhluk Nggak Jelas"!!!

Setelah sekian lama berkecimpung di dunia blog ini, akhirnya saya mencapai titik jenuh dan malu. Hal ini terjadi saat beberapa orang dapat dibilang telah tersesat masuk ke blog ini. Mungkin mereka berniat memperoleh informasi, tetapi setalh masuk dan membaca blog ini, yang mereka dapati adalah tulisan-tulisan super tidak jelas melampaui kemampuan dewa paling tidak jelas (memang ada?).

Oke. Sekian. Semoga tulisan-tulisan ke depannya dapat menjadi lebih jelas dari tulisan-tulisan sebelumnya, lebih bermanfaat dan tidak merugikan orang banyak. Aamiin.

MD: Ide Yang Tersesat

Minggu lalu, Jumat 15 Maret 2024, saat Live sendirian, kepikiran untuk bikin INSTAL LIVE yang isinya obrolan antar nakes Puskesmas Alian ten...