Saturday 10 December 2011

"L"

Beberapa hari terakhir ini, gue lagi tertarik-tarik magnet Death Note, khususnya yang Live Action. Ini semua gara-gara gue numpang tidur di kamar adek kelas gue, Isna. Awalnya gue agak ogah-ogahan gitu pas ditawarin nonton. Yeah! Dinding kamar gue juga tahu kalau gue nggak suka film-film horor yang nggak masuk akal. Yup! Awalnya gue emang menyangka bahwa film ini adalah film horor di mana bakal ada adegan pembunuhan dan campur tangan iblis tertentu. Parahnya lagi, gue kira nih film itu film Barat gitu. Eh, ya ampun sampai dikatawaan sama Handy, gara-gara gue baru tahu menahu Death Note ini. Padahal film-nya (Life Action) aja udah tamat dari zaman gue masih kelas 2 SMA. Ahaha. Betul-betul cupu!


Jadi, Death Note ini diangkat dari sebuah manga berjudul Death Note. Death Note menceritakan seorang pemuda jenius bernama Light Yagami (Raito Yagami) yang tanpa sengaja menemukan sebuah buku catatan bersampul hitam di suatu malam. Dia memungutnya dan membawanya pulang. Saat buku itu dibuka, di halaman depan buku itu, terdapat penjelasan dan tata cara penggunaan Death Note. Di penjelasan itu diterangkan bahwa orang yang namanya dituliskan di Death Note, maka ia akan mati. Dan apabila penyebab kematian dari orang tersebut tidak dituliskan dengan jelas, maka orang tersebut akan mati oleh serangan jantung 40 detik setelah namanya ditulis di Death Note. 

Uhh!!! Light awalnya nggak percaya ini, tapi tiba-tiba muncul shinigami bernama Ryuk yang membenarkan penjelasan buku itu. Setelah menyaksikan kematian penjahat yang dia temui setelah ia  menuliskan namanya ke dalam Death Note, barulah Light percaya akan kekuatan buku itu. Mulai saat itulah dia merencanakan rencana besar tentang pembersihan dunia dari orang-orang jahat karena pada dasarnya Light adalah orang yang mencintai kedamaian dan membenci ketidakadilan. Sifat ini terbentuk mungkin atas pengaruh dan didikan keluarganya. Ayah Light adalah seorang Kepala Kepolisian di sana dan beliau selalu menginspirasi Light mengenai kedamaian dunia. Namun, agaknya Light ini mempunyai cara yang lebih brutal dalam menciptakan kedamaian itu dan membinasakan kejahatan. Dengan bermodal kejeniusannya, dia bobol data kepolisian dan me-list nama-nama penjahat ke dalam Death Note. Alhasil, muncul banyak berita dan laporan kematian penjahat besar-besaran di seluruh dunia oleh seseorang tak dikenal, bernama Kira (dari kata Killer) yang tak lain adalah Light sendiri. 

Ulah Light membuat gempar dunia, terutama kepolisian dunia. Mereka dibuat kalang kabut, karena kematian penjahat semakin meningkat tiap harinya. Di tengah kegalauan dunia kepolisian itu, muncullah si L, detektif muda superjenius yang terkenal dan tidak pernah menunjukan identitasnya. Namun, kasus Kira ini telah membuat dia menampakkan wajahnya (yang khas, unik, antik, unyu, lucu, aaaaaa...mirip banget sama manga-nya) kepada beberapa polisi Jepang. Pada setiap proses investigasi L dibantu oleh Watari, pemilik Wamy's House, yayasan yang membesarkan L hingga sesukses dan sekaya ini.

L mendapatkan tantangan yang berat dalam menyelesaikan kasus Kira ini. Dia harus mampu mengalahkan kejeniusan Kira alias Light dan menebak langkah-langkah apa yang akan dilakukan oleh Light. Light sendiri tidak lagi membunuh dengan orientasi menciptakan kedamaian dunia. Namun, dia tak lagi segan-segan untuk membunuh setiap orang yang menghalanginya dan rencananya. Dia tak lagi mempunyai rasa kasihan terhadap orang lain, bahkan dia mengorbankan hisup Shiori teman perempuannya yang mungkin dia sayangi demi ambisinya yang sudah keterlaluan itu. 

Di akhir film Death Note: the Last Name, L berhasil memecahkan kasus dan membuka rahasia dan kedok Kira melalui cara yang brilian, menjebak dan mengelabui Kira di rumahnya. Akhirnya, pertarungan dua orang jenius ini dimenangkan oleh L dan Kira alias Light pun meninggal oleh serangan jantung setelah Ryuk, shinigami, yang selama ini menemaninya beraksi merasa muak dan menuliskan nama Raito Yagami di Death Note. L sendiri hanya memiliki waktu 20 hari sebelum dia mati. Yup! L ternyata menuliskan nama aslinya 3 hari sebelumunya di Death Note: L. Lawliet, meninggal dengan damai karena serangan jantung 23 hari lagi. Hiks, sedih. L melakukannya agar Light tidak mendahuluinya menuliskan nama L di Death Note. Salah satu penjelasan Death Note adalah apabila nama orang tersebut dituliskan di Death Note lebih dari satu kali, maka dia akan mati oleh penyebab pertama, perintah setelah penulisan pertama tidak akan berlaku. Oleh karena itu, L lebih memilih mengorbankan hidupnya dibandingkan mengambil risiko kemungkinan namanya ditulis di Death Note oleh Light sebelum dia memecahkan kasus dan menangkap Light si Kira. 

L mempunyai kebiasaan dan tingkah laku unik bin aneh, dan itulah yang membuat gue suka karena gue adalah orang yang selalu suka hal-hal aneh dan unik. Gue langsung suka dan jatuh cinta dengan tokoh L ini yang suka sekali sama makanan-makanan manis ini. Cara duduknya juga aneh. Dia selalu duduk dengan berjongkok atau duduk sambil menekuk kaki, meskipun dia sedang berada di atas sofa atau kursi. Ini membuatnya seolah-olah tak ingin menjauhkan hidung dengan lututnya. Selain itu, dia juga suka banget gigit jari, sebenernya sekedar menempelkan jempol atau jari telunjuk ke mulutnya sih. Namun, tak jarang dia menggigiti kukunya jika kasus yang dia tangani memanas. L itu selalu bernampilan lusuh, low profile, cuek, aneh, lucu, imut, parah, bertelanjang kaki, dengan rambut belah pinggir di mana alur rambutnya dominan ke kiri dan selalu mengenakan celana jeans biru dan kaos putih lengan panjang yang tampak kedodoran tapi pas buat dia. I really like his style! Kalau boleh gue bilang, baru sekali ini gue nemu tokoh Life Action yang penampakannya mirip banget sama di manga atau animenya, malah lebih baik. Costume player terbaik yang pernah ditonton deh, tokoh L ini. Jatuh cinta dah sama L!


Btw, gue itu suka sama tokoh L atau yang memerankan tokoh L sih? Jawabannya adalah dua-duanyaaaa....
Hehe, makanya paragraf di atas dibikin begitu ambigunya seperti itu. Jadi, L. Lawliet yang keren ini diperankan oleh Matuyama Kenichi (Matsuken) yang ternyata adalah dia juga pemeran tokoh Yuji Kawamoto (kakak senior Aya, pemain Basket) di dorama 1 Liter of Tears. Huwaaa... Shocked! pas baru tahu dia adalah pemeran Kawamoto. Soalnya, dulu gue nggak suka banget sama tokoh Yuji ini. Dia jahat dan tega banget sama Aya. Udah gitu gaya rambutnya yang cepak parah itu juga mendukung ketidaksukaan gue. Emang sih, gue nggak suka cowok dengan rambut gondrong, tapi cowok dengan rambut super cepak juga agak nggak gue suka, hehe. Jadi, dapat disimpulkan entah dari mana, bahwa gue suka banget sama Matsuken waktu dia memerankan tokoh L yang keren ini. Suka banget sama gaya rambutnya, suka banget sama ekspresi wajah mikirnya yang cool, suka banget sama cara dia memegang setiap benda dengan hanya memaksimalkan pada tiga jari (jempol, telunjuk, jari tengah). Namun, gue nggak suka cara dia mengetik di laptop yang hanya menggunakan 1 jari. Jadi aneh gitu, kayak pakai mesin ketik zaman dulu aja dan agak kurang pas aja. Lucu sih, tapi aneh karena nggak pas sama tokohnya dan agak over gitu ngetiknya (ngangkat tangannya tinggi banget sebelum akhirnya menekan tombol-tombol keyboard-nya, hoho).

Walaupun muka L terlihat serem dan misterius gitu (yang entah kenapa masuk kategori karakter favorit gue), tapi kalao L lagi senyum dia maniiiiiiis banget. Di manga-nya, L mungkin terlihat tak seganteng Light (Raito). Namun, di Live Action L. Change the World, dia itu bisa senyum dengan imuuut lhoo... Aaaaaa... 
Ini pas L baru mengantarkan Boy (Near) ke Wamy's House dan mungkin di detik-detik terakhir sebelum kematiaannya dengan damai.

Akhirnya, Death Note pun selesai setelah diluncurkannya Death Note 3.5 di mana L berhasil menyelamatkan dunia dari ancaman penyebaran virus super mematikan dengan penyebaran supercepat (perpaduan virus Influenza dan Ebola) yang akan digunakan oleh geng K (Kimiko Kujo) sebagai senjata biologis untuk menghancurkan populasi manusia. Sebenarnya, tujuan K untuk menyelamatkan dan membuat damai bumi itu betul, hanya saja caranya supersalah dan super tidak berperikemanusiaan dengan membunuh miliyaran penduduk bumi yang tidak bersalah. Bravo, L! And good bye! T,T

Dilihat dari ceritanya, Death Note ini memang keren banget! Apalagi ide ceritany tentang penyelidikan, investigasi dan orang-orang jenius begini. Namun, jika dikaitkan dengan kepercayaan dan agama, agak kurang baik juga. Masa iya, kematian manusia ada di tangan manusia. Oke lah, mungkin ini dikaitkan dengan kepercayaan dan budaya Jepang yang beraneka ragam dan kaya banget. Dewa Kematian atau Shinigami ini dipercaya ada di sana, makanya adanya kemunculan manga-anime-film Death Note yang berkisah tentang buku catatan kematian milik Shinigami ini dapat diterima di negara asalnya dan negara lain. Namun, takutnya, ada orang-orang yang terlanjur percaya atau gimana terus jadi syirik, terus stress kan agak nggak baik juga.

Gue sendiri orang yang sangat suka cerita fantasi hingga terkadang fantasi-fantasi itu memperngaruhi daya imajinasi gue di kehidupan nyata. Dengan adanya Death Note, gue nggak terlalu menangkap banyak pesan moral ya, selain pesan untuk selalu mengingat kematian dan Allah, berhati-hati dalam melakukan segala hal, dan berpikir kritis, realistis, logis dan cerdas biar bisa jenius dan keren seperti Light dan L.

Aduh, si L ini... awawawaw, pengen punya anak yang sejenius dan seimut dia tapi nggak bertingkah laku aneh kayak dia, hihihi.

No comments:

Post a Comment

MD: Ide Yang Tersesat

Minggu lalu, Jumat 15 Maret 2024, saat Live sendirian, kepikiran untuk bikin INSTAL LIVE yang isinya obrolan antar nakes Puskesmas Alian ten...