Wednesday 21 July 2010

Experience is Gold: Hari Kelahiran (bagian 1)

Butiran gerimis menyambut kami di perjalanan menuju sebuah peternakan di kawasan Bestonia. Hijaunya semak, riuhnya pohon Pinus merkusii dan bongkahan besar fosil foraminifera yang tersementasi mengundang decak kagum setiap orang. Kawasan Bestonia terletak di utara kota Petropolis yang kaya akan minyak dan terselimuti awan hitam oleh asam pabrik. Meskipun Bestonia berada di balik awan, tetapi jejak Petropolis tak tertoreh sedikit pun di kota kecil yang asri itu. Bestonia menyimpan keindahan alam yang menakjubkan dengan peternakan dan perkebunan di setiap hamparan tanahnya.

Penyelidikan kami dimulai di sini, di Bestonia, tentang apa atau mungkin siapa yang ada di balik misteri sebuah kastil tua bernama Luna de Moony. Kami hanya sekelompok anak muda dari Hogsmitry yang tertarik dengan hal-hal berbau misteri dan membutuhkan logika berpikir.

SMARTIES, itulah nama kumpulan kami yang kami dapat dari singkatan nama-nama kami, yaitu Sammy, Karen, Aku, Sean dan Sandra. Lalu siapa aku? Aku adalah bagian dari SMARTIES.

Kastil Luna de Moony adalah titik awal petualangan kami pasca peresmian nama SMARTIES pada tanggal 15 Maret yang indah.



**^o^**



Di Bestonia terdapat sebuah peternakan kuda bernama Horsehouse. Tidak banyak orang yang mengenal seluk beluk Horsehouse bahkan mendengar namanya saja hampir tak pernah. Namun anehnya, hanya sedikit orang yang tak tahu tentang sebuah kastil di dekatnya, yaitu Kastil Luna de Moony. Aku sendiri mengenal kastil itu sejak umurku lima tahun dan itu berarti sebelas tahun yang lalu.

Kastil ini beraksen Belanda dan menghadap Barat ke arah sebuah pohon ek tua yang tinggi besar dan gelap. Luna de Moony berdinding tebal. Ia dipenuhi lumut dan picis di setiap jengkal permukaannya. Atapnya memiliki bentuk yang aneh untuk sebuah kastil. Di mataku, tempat itu sungguh terlampau besar. Ukurannya yang abnormal itu sebanding dengan volume bangunannya yang tak kalah besar.

Sebuah taman labirin yang gelap dan membingungkan adalah alasan mengapa kastil ini begitu dikenal orang. Ya, labirin itu ada di dalam kastil aneh itu.

Setiap tahun, semakin banyak orang yang ingin mencicipi labirin tersebut, tak terkecuali kami.

Namun yang membuatku heran, kebanyakkan orang yang baru keluar dari dalamnya akan menampakkan rupa lesu, bingung, kecewa, sia-sia atau bahkan gila. Wah! Inilah yang kusuka! Dua hari setelah peresmian nama yang berlangsung di John and Ronn Cafe, kami berangkat ke Bestonia.

Salah seorang saudaraku yang tinggal di sana, Chloe, bersedia menyediakan beberapa kamar untuk kami berlima.

Oh iya, Chloe pula lah yang dulu memberitahuku mitos kastil Luna de Moony ini. Katanya, setiap awal musim khususnya musim dingin, orang-orang berbondong-bondong menyerbu kastil. Mereka sangat antusias seperti mencari sesuatu, padahal hingga sekarang tak ada satu pun yang mereka dapat dari dalamnya. Namun, mereka terus mengulangi dan mengulanginya di tiap awal musim.

Menurut Chloe ada sesuatu semacam harta karun di dalamnya, beberapa kilogram emas mungkin. Aku sudah membayangkan saat-saat di mana kami berfoto di depan kastil sambil memperlihatkan emas-emas yang berpendaran disorot matahari. Oh My... Aku lupa tujuan awalku datang ke sini untuk bertualang dan memecahkan misteri.





Sunday 18 July 2010

Di Penghujung Usia

Mentari hanya tertawa sampai terbatuk-batuk di atas ubun-ubunku saat melihatku mulai gelisah. Iya aku cemas, karena usiaku mulai berubah. Aku bukan lagi ABG yamg identik dengan seragam SMP dan/atau SMA. Aku seorang baru yang nyaris mendapat gelar mahasiswa. Kenapa nyaris? Ya karena belum resmi kudapat. Piye sih?
Agustus nanti, aku akan mulai beraktivitas di sebuah kampus berpredikat kampus hijau dengan jaket almamaternya yang berwarna kuning menthereng. Wiew! Aku senang menjadi bagian baru tempat itu. Apalagi, aku tak perlu susah-susah membayar Biaya Operasional Bulanan (BOP) yang sebesar Rp 2.000.000,00. Kenapa? Tanya lagi? Karena saya adalah termasuk dalam 500 orang beruntung yang mendapatkan beasiswa Bidik Misi dari Dikti. Alhamdulillaaaah... Kudu rajin gole sinau, yo men ora percuma beasiswane. Ganbatte ne! Ohayougozaimasu! (???)
Balik lagi ke judul (silahkan liat judulnya ke atas lagi)...
Ya! Aku merasa ini adalah penghujung usiaku. Di mana aku akan menjadi orang dewasa (dilihat dari segi umur dan titel sebagai mahasiswa). Aku tak kan mudah berjumpa keluargaku, mengingat kampus universitasku yang nun jauh di mato. Aku tak kan mudah bertemu sahabat sma-ku, dll.
Aku pun akan mendiami sebuah kamar di asrama. Sendirian aku di kamar itu, karena kalo diisi 2 tidak cukup. Cukup sih asal dicukupkan, hehew.
Aku akan belajar tanpa seragam, yang membuatku pusing karena aku harus menyiapkan banyak baju. Oh My...
Aku akan berangkat naik bikun tiap hari, dan itu artinya harus siap on time di halte biar tidak ketinggalan. On time? Susah, maan!
Pokoknya, Juli ini adalah Juli ke gaje an terakhir.
And I've to be a better girl to reach my best future!

Sunday 11 July 2010

Laskar Pelangi

Mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukan dunia

Masih ingat lagu itu kan?
Aku juga masih ingat...
Masih ingat filmnya juga?
Kalau aku sih masih ingat...
Masih ingat bagaimana perjuangan anak-anak laskar pelangi untuk sekolah di tengah segala keterbatasan
Aku masih ingat betul
(catatan apaan ini, dikiranya pembaca pada pikun apa? Huuu!)

Ya, jika dibandingkan dengan para laskar pelangi aku masih jauh
Perjuanganku masih begini-begini aja
Sekolah mampu, alhamdulillah tamat SMA tepat waktu
Bangunan sekolah kokoh, tak ada tanda-tanda mau roboh
Namun, aku diajar oleh guru-guru hebat tak jauh hebat dari Bu Muslimah Hafsari
Alhamdulillah...

Hingga lulus seperti sekarang, aku datar-datar saja mengikuti aliran air dan pasrah saja ke manapun ia membawaku... (baru kusadari ini teori salah)

Namun, kini, saat di mana aku sedang dihadapkan gerbang masa depan, diharuskan memilih pilihan super bercabang dengan resiko abstrak belum tentu nyatanya, aku pun canggung dan panik.
Jalan datar mulusku tiba-tiba berlubang, terjal dan berkelok tajam bukan buatan.
Hampir aku jatuh, menuruti aliran air yang membentur batu kali lantas terpecah berkeping-keping.
Namun, aku teringat pada para laskar pelangi tak kenal menyerah tak kenal lelah dan tetap semangat
Aku pun pasti bisa dan harus bisa
Aku adalah nahkoda di atas kapalku sendiri
Dalam mengikuti aliran air pun, harus pandai membaca, menerka dan memutuskan arahku
Aku punya kemudi penuh, dan peta dan kompas dan mereka yang siap di sampingku
Harus Semangat hadapi Gerbang itu, Gerbang tempat itu, tempat baruku menuntut ilmu...




Ini note anu asal ngawuran!

MD: Ide Yang Tersesat

Minggu lalu, Jumat 15 Maret 2024, saat Live sendirian, kepikiran untuk bikin INSTAL LIVE yang isinya obrolan antar nakes Puskesmas Alian ten...