Wednesday 20 October 2010

Pujian Itu Lagi

Rabu ini, saya memposting tiga buah catatan dalam satu jam. Catatan itu sudah berumur sih. Sudah ada sejak zaman SMA yang polos, sama polosnya seperti sekarang.
Ehnn... Beberapa teman di fb bilang kalau catatan saya bagus, saya cocok jadi penulis, saya ini, saya itu, pokoknya yang baik-baik mulu. Padahal aku betul-betul membutuhkan saran dan kritik yang bisa membangun dan memperbaiki tulisanku yang masih tidak informatif itu.
Namun, hanya beberapa orang saja dari sejumlah orang yang saya tag, yang memberikan komentar mengarah kritik. Saran-saran yang ada sejauh ini adalah agar melanjutkan menulis dan mengirimkan beberapa tulisan untuk menghasilkan uang. Ini mungkin tidak sih??? Sepertinya ide-ide yang masuk sangat mustahil. Secara saya masih awam, bahasa saya masih dangkal, tidak informatif dan masih sangat jauh dari kesan komersial. Saya sungguh kecewa karena belum ada seseorang pun yang benar-benar tertarik me-review catatan-catatan gaje saya. Sungguh! Saya semakin tidak yakin dengan kemampuan saya. Saya semakin susah percaya pada perkataan orang lain karena berbagai hal. Saya takut mereka berbohong tentang kualitas tulisan saya yang pernah mereka baca. Saya resah sendiri karena memikirkan hal-hal tidak penting begini. Entah mengapa ini penting bagiku. Saya memang keras kepala, dan kerasnya sudah sekarang batu marmer dilapid baja tujuh lapis.
Saya itu semakin terbebani dengan adanya pujian yang berlebihan seperti itu. Saya orangnya cepat GR tapi juga suka memperkirakan hal-hal atau kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan mendatangi saya. Sayaaaa sungguh merasakan sakit kepala yang sangat karena tidak adanya tanggapan yang bisa diolah lagi untuk saya...
Please... SAYA BUTUH SARAN dan KRITIK, huhu

Friday 8 October 2010

Refleksi Jumat Kelabu

Aku adalah seseorang yang susah untuk berpendapat. Aku pikir semua teman dekatku tahu, orang macam apa aku ini. Suka mengeluh, gampang panik, emosional, suka jalan-jalan sendiri, egois, parah, sok tahu dan pesimis, serta banyak sekali kekurangan lainnya.
Suatu saat nanti, aku ingin menjadi seseorang yang bisa berbicara, mudah mengutarakan maksud dan pikiran, dapat menanggapi masalah dengan tenang, cerdas, dan solutif. Namun, aku yang ada saat ini adalah aku yang sangat sangat menjengkelkan. Aku pesimis bisa mencapai keinginanku itu. Susah!
Entah hal apa yang bisa aku lakukan agar aku dapat menjadi seorang cendekia. Entah! Aku sendiri suka bingung mengenai apa yang ada di pikiranku. Aku tidak mudah menangkap materi, susah mencerna perkataan orang, dan malas mendalami hal=hal yang sudah tidaak aku sukai sedari awal.
Hal inilah yang sedang terjadi saat ini. Aku sangat tidak menyukai mata kuliah ****. Ketidaksukaanku ini berimbas pada mata kuliah lain. Sebenarnya kau ingin sekali menyukai pelajaran lain karena aku sudah berniat sejak akhir Ujian Nasional bahwa aku akan menjadi orang hebat, orang yang pintar dalam perkuliahan nanti. Aku akan berusaha menyukai Fisika yang dari dulu menjadi momok bagiku. Aku akan mencintai lagi Biologi yang sudah lama kau tinggalkan dan campakan.

Namun, semuaaaaaaaaaaaaaa itu susah sekali. Aku bingung mau memulai perwujudan niat itu dari mana. Puncaknya, aku betul-betul down karena aku harus presentasi topik tertentu untuk mata kuliah **** yang sangat tidak aku sukai itu. Bawaannya tegaaang terus di jam kuliah ini. Sampai-sampai aku lupa untuk mengumpulkan LTM nya. Entahlah, apa aku masih boleh mengumpulkannya nanti-nanti.

Yaa Allah, aku berserah kepada-Mu akan apa yang terjadi padaku nanti, esok, minggu depan dan masa-masa yang akan datang nanti. Aku yakin Kau lah Pembuat Skenario Kehidupan Paling Indah, Paling Keren dan Palingtepat bagi kami. Aku siap menuruti garis-Mu. Yaa Allah, cuma satu yang aku ingankan untuk bekalku dalam hidup ini, terangkan jalan pikiranku demi mencapai ridho-Mu. Yaa Rabb Yaa Tuhan kami...

Thursday 7 October 2010

Mendung!

Depok sering hujan sebulan ini. Lewat pukul empat, serbuan air langit pasti datang ke tanah rakyat. Tanah rakyat Depok yang dihibahkan demi berdirinya sebuah universitas yang menyandang nama bangsa, Universitas Indonesia.
Tulisan ini jauh dari puitis, tak ada hubungannya dengan mengkritisi, mendeskripsikan sesuatu atau hal-hal keren lain. Ini murni sebuah tulisan ecek-ecek yang tidak bermakna dan pula tidak meninggalkan pesan moril. Maaf! Saya sedang down!
Inilah puncaknya! Perasaan benar-benar seorang diri, benar-benar jauh dari orang tersayang.
Saat aku ditinggalkan oleh teman FGD.
Saat aku menjauhi mereka karena takut mengganggu mereka dengan keanehanku.
Saat aku merasa orang yang kuanggap sebagi sahabat terbaikku tak pernah melirikku, bahkan saat berdua saja.
Saat aku hanya berteman laptop dan handphone di dalam kamar asrama yang sempit dan jorok.
Saat aku duduk di keramaian taman bougenville kampus fkm sambil menulis posting-postingan di blog ini.
Saat aku hanya menangis sendiri... dan memang aku selaqlu sendiri.

Aku memang seorang yang sagat mudah mengeluh. Dan aku bersyukur, karena blog ini jarang dikunjungi. So, akan hanya sedikit orang yang tahu sifat goblokku ini.

Mungkin tidak pantas menuliskan hal-hal bodoh dan tidak sopan seperti ini di sini.
PARAH MEMANG!!!

Mendung banget!!

Saturday 2 October 2010

When I Came Join "Them"!!!

Minggu ini adalah minggu paling menggalaukan.
Galau?
Ya. Itu predikat baru yang kusandang, pemberian cuma-cuma dari sahabatku Tiara.
Minggu lalu, dari tanggal 16-26 September, aku merasakan hal yang enak dan menyenangkan bagiku. Berkutat dalam dunia yang kusuka. Musik. Aku tak pandai di bidang ini, tapi aku tetap suka. Feel-nya berbeda dengan saat aku harus berpandai-pandai berpikir memakai logika untuk memecahakan soal-soal Fisika dan Matematika.
Madah Bahana adalah UKM yang aku ikuti. UKM? Apa itu UKM? Aku juga ngga tahu, haha *ditimpuk pake sandal bakiak*. UKM itu sama halnya seperti ekstrakurikuler kalau di SMP dan SMA.
Lalu apa itu Madah Bahana? Kalau yang satu ini, aku tahu! Haha *takut ditimpuk sama komandan latihannya sih, he*. Madah bahana itu marching band. tahu kan?? Kalau ngga tahu, saya sudah siap pegang durian untuk menimpuk kalian, hehe... Awalnya, beberapa teman dari Kebumen merasa aneh dengan pilihanku. Seperti yang kalian tahu, latihan MB pasti capek, sampai malam dan memakan banyak waktu. Aku pun paham, sadar, tahu, mengerti dan sebagainya. Namun, bagaimana lagi? Aku pengen dan aku penasaran, so ya sudahlah... Dicoba saja dulu! *sambil senyum-senyum, gaje*
Aku datang dari Kebumen lebih cepat yaitu tanggal 15 September. Padahal mulai kuliah tanggal 20 September. Untuk apa? Untuk Madah Bahana, yeey! Itu pun aku sudah membolos hari pertama. Di hari kedua itu, aku kebingungan saat pertama datang. Masing-masing orang sudah tahu alat musik apa yang harus mereka pegang. Sedangkan aku? Karena telat, aku cuma mlompong.
Beberapa menit kemudian, upacara apel dimulai! Aku pun bingung. Cara berbaris dan gerakannya sangat jauh berbeda dengan PBB biasa. Jika biasanya kita telat, kita akan menempati barisan terkahir, tapi kalau di sini justru sebaliknya. Akhirnya aku menempati barisan pertama, pikirku saat itu. Namun, aku merasa ada hal yana aneh. Bukannya apel itu orangnya mengumpul dengan satu komandan berada di pusat? Kok ini peserta apelnya malah saling berpunggungan. Aku tidak berani clingak-clinguk. Malu, kelihatan oon-nya. Haha.
Tidak lama kemudian, terdengar komando berbunyi "bla..bla..bla" *maaf kuping saya error saat itu*. Sontak, seluruh peserta melakukan gerakan balik kanan dengan gerakan yang aneh. Sedangkan aku? Aku yang bingung masih menghadap arah yang sama (belum berbalik) sehingga punggungku dapat melihat punggung orang yang di belakangku. Seseorang yang baik di sampingku, mencolek bahuku membuatku tersadar, bahwa aku salah arah. Hwahahahaha.... Maluuuuu...
Satu-satunya kebenaran yang kulakukan adalah aku berda di tengah barisan yang benar. Itu pun bukan suatu kebenaran sempurna. Andai kau tahu, hampir saja aku berbaris dengan anak-anak section Colour Guard kalau tidak ada seorang kakak yang menarikku ke barisan Perkusi. hehehe...
Ehmm... Mungkin kalian ingin tahu, perkusi itu dibagi lagi menjadi 2 section. Betrie dan Pit. Lalu Betrie dibagi lagi menjadi 4, yaitu Quintom, Bass Drum, Snare dan Cymbal. Ada yang tahu semua alat itu?? Mau tahu?? Ohh...tidak. Ceritanya panjang! Tidak usah ya!! hehe
Seperti yang sudah saya katakan tadi, saya belum tahu alat apa yang akan menjadi alat pegangan saya. Oleh karena itu saya bertanya pada sang kakak, "Kak, saya pegang alat apa?"
Sang Kakak menjawab, "Kok nanya? Emang kemaren waktu tes disuruhnya pegang alat apa?"
Aku hanya ber-sweatdrop ria karena si Kakak malah balas bertanya. Menyadari kebingunganku, sang Kakak pun sepertinya mengerti. Lalu ia membawaku ke Kak Dea, sang Mantek. Usut punya usut, perkusi itu memang harus menajalani serangkaian tes lagi. huahahhaha... payah lah!
Akhirnya aku diputar-putar ke sana ke mari, coba alat itu coba alat ini, pukul sana pukul sini. Capek sekali....
Sudah capek begitu bingung lagi karena tidak tahu aturan PBB di Marching Band ini.
Sedang asyik dengan kebingunganku itu, tiba-tiba terdengar tepukkan tangan bak seorang ibu-ibu memanggil tukang sayur... "Prok prok prok!!! dst"
Aku (lagi-lagii) karena tidak tahu, akhirnya meresponnya dengan hanya berdiri. Padahal yang lain sedang bersiap-siap entah mau apa. POkoknya parah sekali deh aku.
Nah, ada seorang Kakak yang berbisik-bisik, "Dek, siap, Dek. Kita mau apel!"
Akhirnya kita pun apel penutupan latihan hari itu. Aku? Tentu saja ikut, dengan modal PBB biasa, aku nyante-nyante saja dan pede pede saja. Hehehe.
Oh iya, aku kan pengen sekali dapat alat musik Pit. Pit itu bentuknya seperti Bellyra atau Bells. Pokoknya bernada deh bunyinya. Kan aku suka, hehehe. Alhasil, setelah pulang latihan siang itu, aku berdo'a sepanjang hari sepanjang malam kepada Allah Yang Mahakuasa agar bisa berkesempatan mempelajari alat itu....

Dan keesokan harinya!
BINGO!!!!!!!!!!!!!!!! Alhamdulillah.... Dapat, euy! senang sekali.....

MD: Ide Yang Tersesat

Minggu lalu, Jumat 15 Maret 2024, saat Live sendirian, kepikiran untuk bikin INSTAL LIVE yang isinya obrolan antar nakes Puskesmas Alian ten...