Monday 21 March 2016

Lucu adalah

Lucu adalah...
Bulan ini saya keteteran, tapi saya tidak bisa berhenti untuk bermalas-malasan. Ini kok font-nya besar amat, ya? Wahaha.

Well. Beberapa hari, bahkan beberapa bulan terakhir ini, saya hampir tidak mengalami kejadian menarik sama sekali. Uhn, apa ini maksudnya? Maksud saya, saya nggak punya bahan untuk menulis sesuatu, ya...terlepas dari mulai berkurangnya minat dan keluangan untuk menulis, tidak adanya kejadian menarik sangat berpengaruh terhadap ada atau tidaknya ide menulis. Yep! Saya memang tidak cukup kreatif untuk memunculkan sebuah ide, tetapi ketika sudah tersulut sedikit saja pencerahan, biasanya saya dapat mengembangkan ide tersebut menjadi lebih liar dan ke mana-mana. Cenderung membosankan polanya, tapi ya begitulah cara saya mengembangkan ide pikiran.

Saya 24 tahun, tahun ini. Tahun depan seperempat abad. Ya ampun, masih saja jalan di tempat. Apa yang akan terjadi di akhir tahun? Akankah saya maju atau justru mengalami kemunduran yang signifikan? Ah, saya bukan manusia super yang dapat berubah watak dan otak dalam waktu satu bulan.

Friday 18 March 2016

Puisi tentang Waktu untuk Event #99Penyair (dibikin kilat, sejam doang)

Waktu Itu…

Tik tok tak terhitung jari
Nada dan tempo konsistennya manampar kesadaran
Pencemburu, mengatainya pendukung kecurangan
Pemburu, memusuhinya karena keluangan
Perutuk, menyalahkannya, meski ada atau tiada
Tak hirau puji, tak acuh kutuk yang menuntut
Sejatinya penurut Tuhan, ia bergerak konstan, diam
Nyata, tak kasat indera
Kukuh, tanpa lelah dan keluh
Salah satu kesempurnaan ukuran yang tak tertawar
Bukankah ia membuat kita percaya tanpa membantah?
Terkadang ia bersemburat bersama kehadiran senja
Terkadang ia menangis bersama mendung membasah
Sering kali ia memanas bersitegang dengan mentari
Dan ketika tiba giliran dewa-dewi cinta bersemi,
ia memerah muda merayu bunga-bunga
Bukankah ia ada bukan hanya sebagai pengingat,
melainkan juga untuk turut memperingati?
Waktu itu…

****************************************************************


Perindu Malam

Tidak ada fajar, siang, dan senja dalam buku harian kita
Hanya malam dan malam yang pekat tapi hangat
terselimuti lelah, tawa, dan sedikit sekali kata sapa
Kita terbangun sebelum fajar sempat mengintip berbenah rumah bahkan saat ayam masih tertidur asyik

Malam demi malam berlari dengan kecepatan misterius
Kau dan mereka tergerus, baik raga, pun mungkin batin
Namun, malam tak selalu galak mengusir gemintang
Bumi tak pernah sudi berdiam diri, dan lagi mentari
selalu muncul tanpa kenal kebosanan, di kemudian hari
Kabar baik untuk mereka penjelajah dua waktu
Kabar duka untuk para penikmat rutinitas burung hantu

Waktu terlalu pandai mengabur-geserkan hati dan otak
menghasut dengan gelap, menjadikanku perindu malam
mengisi tiap detik gelapku dengan cintamu dan mereka
mengulang ini itu hingga subuh menyapa tanpa aba-aba
menorehkan rasa dan peristiwa dalam buku harian kita
hingga tiba, kita hilang bak embun yang diuapkan siang

****************************************************************

Tantangan (?)

Kita sepakat, sebab akibat adalah karya hebat waktu
Ketika si cikal menghilangkan diri atas sebuah kejadian
Inikah yang kau sebut tantangan berbalap dengannya?
Sebelum ia menghilangkan si cikal selamanya?

Gegabah, menuduhnya tersangka tak kenal kompromi
Bagaimanapun, ia satu-satunya temali yang sempurna
Penyedia bukti, meski kadang memanipulasi memori
Peramu ahli, tentang keberlepasan dan keterikatan

Maka kita hanya perlu merayunya untuk meramu ulang
Memberi bumbu-bumbu untuknya memasak kejadian
Bekerja sama menemukan kembali si cikal misterius
Lantas, berdamai dan berhenti berlomba dengan serius

Aku tak yakin, kita cepat bersahabat
Namun, aku lebih tidak ingin kita terus berbalap
Karenanya mengapa tak kita ubah tantangannya
menjadi kesempatan untuk bersahabat dengannya?

MD: Ide Yang Tersesat

Minggu lalu, Jumat 15 Maret 2024, saat Live sendirian, kepikiran untuk bikin INSTAL LIVE yang isinya obrolan antar nakes Puskesmas Alian ten...