Tuesday 4 October 2011

Gue dan Bakpao

Wiew!!!
Gue ingat kejadian hampir setahun yang lalu, saat menyaksikan anak-anak SD berebut Momogi, saat gue memakai jakun dengan riang gembira di luar tuntutan mabim dan saat gue foto-foto bareng Dila sambil memamerkan pin Madah Bahana gue. Yeah! Saat itu, gue emang lagi bangga, bahagia, terharu, dan gitu deh pokoknya dengan apa yang telah gue raih dan capai di UKM itu. Gue senang sampai terharu dan nggak pernah melepaskan pin itu dari jakun gue yang makin kumal aja tiap hari. I love Madah Bahana ever after, even though I'd unjoin with it, hehehe. I love Marimba and friends. I hope I can play them again... I hope so. Aamiin...

Well, sebenarnya bukan ini juga yang pengen gue ceritakan...
Di awal gue udah bilang kalau gue inget kejadian hampir setahun yang lalu (sengaja diulang biar bosen, hehe), tepatnya yaitu di acara Bakpao 2010. Jadi, ini adalah sebuah kegiatan Bakti Sosial yang bersifat sangat wajib bagi seluruh mahasiswa baru di FKM UI tercinta. 

Nah, ceritanya gue juga seorang maba juga tuh waktu itu. So, gue juga berkesempatan mengikuti nih acara. (Semoga pada percaya kalau gue juga pernah jadi maba, hehe) Gue masuk bidang BB. BB di sini bukan bidang Blackberry lho! Gila aja kalau di sebuah Bakti Sosial ada acara bagi-bagi berunit-unit Blackberry gratis. Bisa masuk koran Malaysia lah kita, hehe. Btw, gue belum pernah mengoperasikan BB lhooo! Kampungan? Biarin. Gue suka gaya gue, haha. (Penting ya, jeng??) 
BB di sini juga bukan Bau Badan. Masya Allah, nggak mungkin tega lah kita berbagi aroma "sesemerbak" itu ke masyarakat desa yang polos dan rajin mandi. Jadi, BB adalaaaaaah... Jeng-jeng-jeng.... Bumi gonjang-ganjing, langit pecah-pecah, matahari tiba-tiba terbenam dan orang yang baca postingan ini pun mendadak nutub tab situs ini *plak!*.

Jadi BB adalah kependekan dari Buku Bermanfaat. Salah satu bidang yang mulia dan betul-betul bermanfaat di acara Bakpao ini (mentang-mentang bidang gue sendiri, hehe). Salah satu bidang muda yang baru lahir satu tahun yang lalu. Bagaimana serunya kisah gue sebagai laskar BB di Bakpao tahun lalu? Baca aja postnya di blog ini, dengan judul: "Bu Guru?"

Well (lagi?), bukan hal di atas juga yang pengen gue ceritakan di post ini. Hehehehe... (reader-nya beneran kabur ini, hehe, maaf yaa ^^).

Gue pengen cerita tentang (insya Allah) keterlibatan gue lagi di acara Bakpao ini. Yeah betul! Di Bakpao 2011. Di sini gue diamanahkan sebagai PJ BB. Jadi, BB itu adalah... (reader: STOP! STOP! STOP! Pengen gue lempar pake bantal kucing lo???; author: *speechless*). Alhamdulillah, gue cuma pengen kepercayaan ini nggak salah alamat datang ke gue. So, gue pengen berusaha semaksimal mungkin agar bidang gue (what? bidang lo??), maksud gue bidang BB di BAKPAO ini bisa berjalan baik, beriringan dengan bidang lain, saling membantu dan nggak menye-menye.

Nah, gue udah memilih sobat gue yang lemah lembut dan malu-malu, Dila, sebagai wapeje gue. Siang tadi, gue bareng dia, udah bikin beberapa konsep acara yang bakal kita adakan nanti di hari H, supaya BB nggak jobless-jobless dan krik-krik amat di hari H itu. Gue kira, tuh konsep udah harus dipresentasikan tadi sore. Eh ternyata kagak, hehehe. Maaf ya, Dil. Lo jadi pulang kesorean deh. Namun, nggak papa, kok. Insya Allah, segala hal yang udah kita kerjakan dan susun tadi itu progresif dan bermanfaat banget, hehe.

Di rapat BPH tadi dibahaslah tentang desa tujuan, danus, sponsorship, form pendaftaran dan konsep grandlaunching. Nah konsep GL ini nih yang bikin gue salah paham dan memaksa Dila bantuin gue nyusun konsep. Gue salah baca, jadi yang gue tangkap adalah grandlaunching konsep, hehe. Konyolnya, gue mengabaikan kecurigaan gue: masa iya konsep bidang perlu di-GL-in segala? Gue lebih percaya "apa kata mata gue" yang ternyata salah lihat. Parah, euy!

Desa tujuan Bakpao 2011 insya Allah sudah ditetapkan di Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat. Itu adalah sebuah desa dengan medan yang nggak begitu terjal (kayaknya, hehe), meskipun kak Dewo bilang perlu melewati tanjakan cukup curam untuk sampai ke sana. Oh iya nyaris lupa. Jadi, sebenernya inti dari post ini adalah DESA INI NGGAK PUNYA SEKOLAH!!!

What??? So??? Ini konsep bidang gue gimana ceritanya? Almarhum dong??? Ya sudahlah, gue udah siap dengan Plan B, huahahaha *gaya Pahlawan Bertopeng*

Terlepas dari konsep A yang udah almarhum, gue membayangkan Bakpao yang akan datang ini mirip adegan-adegan di sinetron atau film-film gitu. Tiba-tiba mendatangi sebuah desa terpencil dengan akses jalan yang nggak bisa ditempuh dengan sekali lompat, dengan rumah-rumahnya yang tak semua beratap genteng, dengan anak-anak yang masih belum pernah mencicipi lantai dan bangku sekolah, dan dengan hanya bergantung kepada seorang ibu Kader (ibu PKK) sebagai pengganti Bidan, tenaga Medis, dll. Dan gue pun tiba-tiba membayangkan kelanjutan adegan setelah adegan acara Bakpao ini. Gue bertemu seorang pemuda tampan di desa sana, lalu...blablablabla.... tiba-tiba Betty la Vea menjadi cantik hingga membuat Armando jatuh cinta dan hipertensi hingga stroke di tempat. Film pun diakhiri dengan adegan Betty yang menangis dan meraung-raung di makam Armando sambil menyeruput es teh manis. Karena abang es teh manisnya nggak tega, akhirnya dia melamar Betty dan menjadikannya teman hidupnya berjualan es di pagar TPU Jeruk Bali. Betty pun bahagia selamanya karena mampu berjualan es teh sambil berziarah ke makam Armando setiap hari. Fin. (lalu gue dihujani sandal-sandal swallow putus dari para pecinta telenovela)

Di salah satu foto yang gue lihat, ada seorang warga yang tengah menuju sepetak sawah sambil menenteng ember. Gue awalnya biasa aja. Nothing's special. Hingga tiba-tiba Rico bertanya, "Ini mau ngapain? BAB??" 
What??? Sontak gue kaget dan mengingat detail foto itu. Tampaknya, ingatan fotografis gue (yang kata Dila kuat) sedang amat buruk saat itu. Lalu, dengan sigap Dwi dan Kak Dewo menjawab, "Bukan! Itu mau nyuci baju kok!"

Namun, di awal pengenalan desa emang udah disebutkan sih kalau warga di sana yang berjumlah sekitar 500 orang, terlalu bergantung pada sungai di situ. MCK dilakukan di sana. Jika, musim kemarau dan sungai mengering, dibiarkanlah hasil MCK itu (maaf) mengendap dan menumpuk di sungai yang kering. Hadoooh.... Ternyata, yang demikian itu memang benar-benar ada ya??? Ini benar-benar akan menjadi BAKPAO yang penuh tantangan untuk seluruh bidang, mengingat desa tujuan kami tahun lalu tidaklah sememperihatinkan ini.

Hnn... Kalau diingat-ingat dari hasil melihat foto-foto desa, sebenarnya desa ini nggak terlalu terlihat memperihatinkan. Ada beberapa rumah yang sduah berpondasi beton dan beratap genteng, meskipun kebanyakan berdinding papan beratap genteng jaman dulu. Ada sawah yang hijau. Dan ada-ada aja... Namun, perilaku warganya sendiri mungkin ya yang masih kurang ngeh...terhadap kebersihan dan kesehatan. Yeeey... gue ngomongin ini seolah-olah perilaku gue udah bagus aja, hehe. Namun, yaa, setidaknya gue buang sampah dan MCK pada tempatnya lah.

Segini doang sih, post gue tengah malam ini. (doang?)
Gue berharap, BAKPAO kali ini sukses dan berjalan lancar serta mampu menebarkan kebermanfaatan buat semua, baik kami dari panitia maupun mereka warga desa di Leuwiliang... :D

No comments:

Post a Comment

MD: Ide Yang Tersesat

Minggu lalu, Jumat 15 Maret 2024, saat Live sendirian, kepikiran untuk bikin INSTAL LIVE yang isinya obrolan antar nakes Puskesmas Alian ten...