Friday 15 April 2011

Ini akan menjadi Cerita yang sangat Panjang (bagian: perjalanan)

Jumat ini...
Hari setelah hari kemarin, Kamis..
Kamis sore, aku ke Ciawi dengan Leli, Anti, Nurul, Hari, dan PO (yeah, sejak seminggu lalu, aku terbiasa memanggil Imam dengan sebutan PO).
Kami berangkat setengah 3, lagi-lagi gara-gara menunggu PO yang telat. Harusnya kami berangkat jam 2 siang. Sambil menunggu PO turun kamar, aku iseng melihat video kiriman dari Tyas tentang anak kecil yaaaaaaaaaaaaang... ya ampuuun... lucu banget. Masa sih, ada anak bayi baru bisa duduk...dia bakal ketawa ngakak terpingkal-pingkal guling-guling hingga mukanya menghujam ke muka boneka, ckckck. Aku berasumsi anak kecil itu akan menjadi perusak kertas paling ganas di masa mendatang...atau justru akan menjadi penghasil kertas paling ramah lingkungan karena tidak harus menggunakan pohon untuk membuatnya, amiiin... hehe

Kami sampai di Terminal Depok kurang dari jam 3. Berlari-lari di jembatan melayang karena mengira akan ketinggalan MGI, ahaha. Setelah masuk, ternyata oh ternyata... MGI itu imut dan ngetemnya super sangat lama sekali. Kami hampir menghabiskan sebungkus kudapan balado sambil menunggu si MGI berangkat. Kami naik yang jurusan Sukabumi. Saat itu mungkin jam setengah 4 saat MGI mulai memutar rodanya. Wah! Awalnya aku masih mendengar celotehan dari mereka. Hari yang ngobrol dengan PO di kursi di belakangku. PO yang sangat suka melihat pohon-pohon berjalan di luar MGI. Leli dan Anti yang tampak bahagia karena selalu berdua selamanya. Untung saja Nurul ikut. Coba kalau ngga, mau jadi apa aku? Ngomong sendiri sama kaca MGI yang melembab terkena hantaman hujan Jawa bagian Barat?

Kemacetan menghadang sebelum memasuki jalan tol. Itu benar-benar macet hingga membuatku mampu menghirup bau bensin khas kendaraan umum. Si PO asyik tertidur dengan polosnya dan Hari bergeliat-geliat tidak jelas. Aku tidak tahu apa yang dilakukan Leli dan Anti di kursi di belakang HAri dan PO. Dari spion dan pantulan jam dinding di muka bus, aku bisa melihat Leli bergeleng-geleng mencari kesibukan. Haha... ngarang sebenarnya.

MGI ngetem kembali dengan sangat lama di Citeureup. Aku ngga ngerti kenapa ia tega melakukannya hingga membuatku bosan setengah hidup. Satu per satu pencari nnafkah memasuki MGI yang kunaiki itu, menawarkan jajanan dan barang-barang yang dijajakannya. Penjual minum, penjual donat, pengamen bahkan penjual plester luka bergambar batik seharga 2 ribu perak pun ada. Wah! Lengkap sangat ini penantian. "Donat satu kotak isi 9, cuma lima ribu..." teriak si penjual. Lalu kotak-kotak pun diletakkan di pangkuan para penumpang. Sepertinya rekan satu kursi saya, Nurul, sudah mulai tergoda dengan donat-donat mungil yang menurutku kurang menggoda itu. Yeah, memang sejak aku jualan donat, aku jadi agak ngantuk dan hilang nafsu untuk makan donat. Haha. Asyik jadi ngirit.

Nurul mengajak aku patungan untuk membeli donat. Walaupun sebenarnyan aku tidak ingin, tapi aku mengiyakan setengah iya... niatnya aku ingin membelikan buat temen-temen lain, terutama PO dan Hari yang udah sangat sering menraktirku, baik jus, es krim atau makanan ringan. Rasanya ngga enak minta ditraktir mulu. Namun, Nurul yang kelaparan seperti mengurungkan niatnya. Akhirnya, kami pun ngga jadi beli. Eh di luar dugaan (sebenarnya aku udah sangat menduganya sih, hehe, cuma pura-pura ngga pernah menduga aja) si PO bertanya, "Pada pengen donat ngga?" Aku yang notabene emang ngga suka menjawab ngga, Nurul menjawab pertanyannya dengan ekspresi ambigu. Di akhir cerita donat ini, akhirnya si PO atau Hari entahlah, membeli dua boks donat. Aku ngga tahu pasti siapa yang membelinya dan aku ngga memusingkannya. Hanya saja, aku mulai berpikir... mereka anak-anak laki-laki kan ya? Dan mereka sudah sedikit patut dipanggil laki-laki. Ya ampun, kami anak-anak perempuan selalu cerewet dan minta ini itu. Mereka dengan santainya, dalam diam, dalam ekspresi cuek ternyata mendengarkan dan berusaha serta ingin mengabulkan. Hal-hal yang oleh kami (anak perempuan) terkadang susah untuk diputuskan dan dilakukan.

Jadi ingat kata Kak Udin, Sekum NURANI X+1, sasaran dakwah di FKM UI yang utama adalah wanita. Itulah alasan dibentuknya MoC (Moeslimah Center) yang kesemuanya wanita dan mempunyai target dan sasaran dakwahnya adalah para wanita. Kenapa? Karena wanita cenderung lebih mempunyai perasaan, dalam bertindak dan berpikir, wanita selalu menggunakan perasaannya, wanita juga mudah tersentuh dan disentuh hatinya...So.. ya jaya Muslimah!! Hehe... Berbeda dengan laki-laki yang berpikir dengan logika. Eh logika? Sepertinya ngga semuanya. Dari laki-laki 2010, masih sedikit yang sudah berpikiran matang kukira. Kebanyakan masih childish dan egois. Namun, kulihat proses pematangan pikiran dan pendewasaan itu sedang berlangsung saat ini. Semangat cah-cah lanang 2010, kalian calon-calon Imam!

Ngetem selesai sekitar jam 5 dan perjalanan pun dilanjutkan melewati tol Jagorawi. Perjalanan lebih membosankan karena kami sudah semakin lelah dan ngantuk. Nurul memandangi peta, menggulungnya dan menyelipkannya di antara kami. PO melanjtkan kesibukannya, tidur bersandar pada kaca atau terbangun dan menghitung pohon-pohon berjalan. Hari, bisa kurasakan kepalanya menyentuh bagian kursi belakangku. Membuat kursi tertusuk-tusuk, zzzz, nggangu aja ini bocah. Di jalan tol yang bebas hambatan, kami malah merasakan getaran-getaran yang memunculkan sensasi naik odong-odong (padahal ngga pernah naik odong-odong, haha). Leli dan Anti, lagi-lagi aku tak mampu mendeskripsikan apa yang mereka lakukan... mereka terlalu jauh dari pandanganku... ahaha

Kami turun di gerbang tol Ciawi. Melewati sederet pasar yang memakan porsi jalan. Jalan lurus mulus hingga kami melihat tulisan "Universitas Juanda". Sudah hampir maghrib saat itu dan kami belum sholat ashar, astaghfirullohal'adzim... Akhirnya, kami mampir ke masjid Universitas Juanda untuk sholat daaaan... kami pun bingung. Sulit bagi kami menemukan gerbang masuk, tempat wudlu dan akhirnya mondar-mandir di depan pintu masuk. PErnah tercetus ide untuk wudlu di kolam ikan karena saking bingungnya. Si mas-mas yang sedang mendengarkan musik lewat earphone-nya tetap saja asyik mendengarkan tanpa merasa kasihan pada kami yang kebingungan. Haha... mungkin kami disangka pelancong yang terkagum-kagum pada masjid ini mungkin.

Akhirnya, kami diberi tahu tempat wudlu wanita. PO dan Hari ngga menemukan tempat yang cocok untuk wudlu buat laki-laki. Akhirnya mereka kembali mencari sumber air. Ada satun hal aneh, masa ya...udah jelas-jelas tertulis "Tempat Sholat Wanita" eh si PO malah nekat ngintip ke dalemnya.. ckck, katanya dia melihat seorang laki-laki di dalam. Lalu dia pergi wudlu dan aku mengecek kembali ke dalam ruangan berhijab kain hijau itu, tak ada siapa pun kecuali seorang mahasiswi yang sedanng memilah-milah slide presentasi. Ckck... PO yang berhalusinasi...

Kami sholat... dan keluar dari masjid jam 6 kurang.

No comments:

Post a Comment

MD: Ide Yang Tersesat

Minggu lalu, Jumat 15 Maret 2024, saat Live sendirian, kepikiran untuk bikin INSTAL LIVE yang isinya obrolan antar nakes Puskesmas Alian ten...