Tuesday 19 April 2011

part 1

Kisah Cintaku:
Dari Monyet, Setengah Monyet, Setengah Manusia hingga menjadi Manusia Betulan

Cinta monyet itu seperti apa ya? Kata orang-orang dan berdasarkan hasil penyimpulan dari penontonan film dan sinetron (parah beud!), cinta monyet itu cinta yang dialami saat kita masih anak-anak. Halah. Ada berapa macam cinta di dunia ini sebenarnya? Bisa-bisanya manusia saja mengarang-ngarang nama cinta, padahal cinta yang sebenarnya ya cuma untuk Allah semata kan ya? Hoho… Namun, yeah… mau bagaimana lagi? Toh, aku tertarik juga untuk menuliskan cerita cinta monyet itu, hehe.

Saat itu, aku masih kecil. Tinggi badanku mungkin baru 1,2 meter, masih bau kencur, masih nangis tiga kali sehari dan kadang masih suka ngompol di kasur, hehe. Aku adalah sosok anak kecil yang cerewet, bandel, tidak bisa diam, dan suka bikin anak tetangga nangis di tempat. Hnn… saat aku duduk si kelas 2 SD catur wulan 2, tidak ada anak kelas 2 yang tidak mengenalku dan keganasan sifatku. Satu hal yang bisa dibanggakan adalah aku selalu juara kelas sejak kelas 1 catur wulan 1. Meskipun begitu, mereka tetap berbuat baik padaku mungkin karena aku juara kelas dan ganas kali ya? Pokoknya, aku memang nakal dari anak-anak deh. Dan saat kelas 2 catur wulan 2 itu, untuk pertama kali aku merasakan indahnya bunga sakura berguguran menghujani hatiku. Memang anak kecil sekali, tapi hal itu memang betul-betul terjadi! Memalukaaan…

Ceritanya, aku yang selalu juara kelas dan ganas ini sedang bermain di belakang rumah. Ayahku yang sedang membuat adonan beton di samping rumah tiba-tiba memanggilku setengah berteriak, “Ayoh! Ada temennya dating mau pinjem buku katanya!” Aku bergegas ke pintu depan dan kudapati seorang anak laki-laki setinggi tiga sentimeter lebih pendek dariku di samping tiang lampu jalan tengah memegangi sepedanya. Aku yakin sepeda itu baru saja terbebas dari roda pembantu, terlihat saja.

Aku memanggilnya dengan suara khas preman pasar Tumenggungan, "Hey! Mau apa ya ke mari?" Dia mendekat dengan setengah berlari meninggalkan sepedanya yang terkulai lemah ke tiang lampu jalanan. "Mau pinjem buku Matematika, mau nyontek PR. Eh salah..mau nyocokkin PR Matematika. Boleh kan?" Dia mengakhiri kalimatnya dengan senyum serupa pisang. Rambutnya yang kaku dan berdiri-diri seperti duren bergerak-gerak karena kepalanya mengangguk-angguk ngga jelas. Waah... anak kecil sekali kami berdua saat itu. Entah bagaimana caranya, sejenak aku lupa kalau aku orangnya jaim dan sok ganas. Aku melangkah ke dalam rumah, memasuki kamarku di pojok paling belakang, membuka tas biru muda yang sudah setahun tak dicuci saat itu, lalu merogoh sebuah buku tulis kucel bergambar boneka beruang sekarat di covernya. 

Dia masih menunggu dengan sok cool di luar sana. Dia seperti akan mengatakan sesuatu saat aku memberikan buku matematika tulisku itu. Namun, tak jadi. Diam sebentar, akhirnya dia pamit pulang dan berkata terima kasih. Diambilnya sepeda ontel yang mini sekali. Dari balik tiang lampu ternyata muncul anak laki-laki lain yang juga sekelas denganku. Aku berbalik ke dalam rumah dan senyum-senyum sendiri. Kalian ingat salah satu adegan di film Laskar Pelangi saat Ikal pertama kali bertemu A Ling di toko kelontong ayahnya A Ling? Tiba-tiba bunga-bunga tapak dara berhujanan di atas kepala Ikal kan? Yah... kira-kira seperti itu lah rasanya. astaghfirulloh... betul-betul awal "zaman jahiliyah"-nya saya saat-saat itu (ikut-ikutan kata-katanya Imam Sidiq), ckck.

Beruntung zaman jahilliyah itu segera berakhir sebelum semakin jahil. Si anak kecil berambut duren itu pindah sekolah bahkan pindah ke luar kota di awal catur wulan 3, saat dia meraih rangking 3 dan aku rangking 1. Mungkin aku satu-satunya orang yang sedih. Yaa, mungkin beberapa orang tahu kalau saya lebay kan ya??
Yah... aku bersyukur, Allah telah bertindak Mahabenar. Mjngkin jika Allah tidak membuat anak itu pindah, aku si anak kecil polos dan agak ganas akan semakin parah dan tidak lagi menjadi juara kelas di sekolah dasar. Hehe... 
Aaaaa... maluuuuu... 

No comments:

Post a Comment

MD: Ide Yang Tersesat

Minggu lalu, Jumat 15 Maret 2024, saat Live sendirian, kepikiran untuk bikin INSTAL LIVE yang isinya obrolan antar nakes Puskesmas Alian ten...