Saturday 18 December 2010

Ini Soal Men-Tag

Banyak orang yang men-tag foto, catatan, tautan atau semacamnya di jejaring sosial seperti facebook dan lain-lain. Setahu aku, men-tag itu dimaksudkan sebagai penanda siapa saja yang memang dilibatkan dalam hal yang di-tag itu.

Jadi, aku adalah orang yang cukup rajin membuat catatan di facebook. Memang sedikit tidak jelas catatan-catatan aku itu, tapi aku selalu rajin-rajin saja menulis catatan karena aku suka berfantasi lalu melimpahkannya ke dalam tulisan yang aku sebut tulisan gaje. Ini salah satunya..

Kembali ke tag-men-tag. Jadi, menurut aku, entah mengapa, men-tag seseorang dalam suatu catatan seperti sebuah pemaksaan terhadap seseorang untuk membaca tulisan yang telah kita buat. Misalnya, aku telah menulis sebuah catatan berjudul "I Love Bikun". Dua hari berjalan, hanya empat orang yang membaca. Namun, setelah saya men-tag beberpa orang, mendadak catatan aku menjadi rame oleh komentar. Aku jadi ragu, apakah keramaian ini adalh sebuah paksaan akibat penge-tag-an ini?

Oleh karena itu, aku adalah tipe orang yang suka membiarkan saja apa yang sudah aku ciptakan. Tidak baik memang yang namanya malas mempublikasikan. Namun, ada satu perasaan yang berkata publikasi itu adalah wujud lain dari pamer. Iya memang pamer sih. Namun, kalau publikasi itu kan untuk sesuatu yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan karena memnag mungkin sudah terstruktur dan terkonsep dengan baik. Sedangkan catatan aku, menurutku belum layak publikasi.

Oh iya, maaf ngelantur mulu dari topik bahasan soal men-tag. Intinya, aku pribadi tidak terlalu suka men-tag, kecuali tag foto, atau tag informasi. Mengenai men-tag hasil karya, hasil pikiran, hasil seni dan sebagainya, ini mempunyai kesan yang berbeda. Aku lebih berharap orang lain mendatangi sendiri sebuah karya baru, lalu mengapresiasikan pemikiran mereka mengenai karya tersebut. Dengan begitu, sebuah karya akan terkomentari tanpa pemaksaan. Bayangkan jika kita men-tag seseorang, sedangkan orang itu bukan ahlinya, tidak menyukai hal-hal yang berhubungan dengan hal yang kita tag-an, atau parahnya lagi tidak tahu apa yang kita tag itu, pastinya komentar yang ada hanya berupa komentar sampah yang tidak ada intisarinya lagi bukan?

Hwah, super tidak jelas sekali catatan ini, ckckck.

Kesimpulannya, berpandai-pandailah dalam men-tag. Lebih selektif dalam mempublikasikan sesuatu yang bersifat hasil karya dan pintar-pintarlah men-tag nama orang dalam karya tersebut, apakah dia benar-benar orang yang tepat yang berhubungan dengan karya tersebut. Jika tidak, maka akan terjadi sebuah pemaksaan, hahaha

Aduh, Ani gajeeeeeeee.........

2 comments:

  1. Esensinya bkan soal men-tag itu..namun pada publikasi...kalo orang lain tau apa yang kira tulis dan kita kerjakan, mereka pasti akn komen. sepinya komen bukan karena tidak mau tahu, tapi karena mereka emang gak tahu..keep poseting :D

    ReplyDelete
  2. Iya Edja, tujuan awalnya pasti "publikasi", tapi aku ngrasa lama-lama men-tag ini mengalami pergeseran tujuan, hehe (ngomong apa sih sebenernya? he). Aku nulis ini berdasarkan mengamati perilaku temen aku soalnya (ceilee..). Thank's ya komentarnya... :D Keep comment! ;p

    ReplyDelete

MD: Ide Yang Tersesat

Minggu lalu, Jumat 15 Maret 2024, saat Live sendirian, kepikiran untuk bikin INSTAL LIVE yang isinya obrolan antar nakes Puskesmas Alian ten...