Tuesday 21 December 2010

Kenapa Selalu Ini?

Ini, tentang bikun (lagi?).
Ini adalah kelanjutan dari catatan sebelumnya di mana saya menyebutkan bahwa saya sangat menyukai bikun (maaf, cuma ingin memperpanjang note, hehe).
Jadi, aku menjumpai banyak orang saat aku menaiki bikun. Berbagai macam orang dari berbagai kategori. Dari kategori ras, gaya pakaian, gaya bahasa, gaya duduk, gaya tidur, cara berbicara, gaya berdiri sampai gaya kupu-kupu (haik? Lo kata renang?).

Bikun adalah kendaraan beroda empat, berbentuk balok, berwarna kuning, bersopir satu orang, bertempat duduk seperti susunan tempat duduk angkot, berjalan, dan mampu menampung sekitar 50 atau 60 orang jika kamu naik dari stasiun UI.



Di dalam bikun, aku menemukan inspirasi berceceran, tidak lain tidak bukan akibat mengamati penumpang-penumpang bikun yang berceceran dan bergelantungan. Di dalam bikun, aku menyimpulkan bahwa orang-orang cenderung memilih berdesak-desakkan sambil menikmati bau ketiak orang di setiap ujung pintu, daripada berdiri di bagian tengah yang pastinya lebih nyaman dengan AC menghembuskan angin dingin yang membekukan.
Parah sekali.

Menyebalkan sekali pemandangan seperti itu. Bayangkan, jika bikun selalu diisi dengan pola seperti itu (penumpang mayoritas memilih berdiri di tiap kutub bikun) dan bagian tengah atau lambung bikun selalu kosong, lama-lama bikun bisa patah jadi dua, seperti tragedi titanic yang so sweet itu (film-nya sih yang sebenarnya so sweet). Hnn...tapi opini ini terlalu aneh deng! Haha...

Bikun ini, kapan diisi bahan bakar ya? Berapa kali sehari? Sebab, aku belum pernah memergoki bikun ini berjalan di luar jadwal tanpa membawa penumpang. Jadi, walaupun sering molor hingga sepuluh menit, bikun ini selalu berada di linkungan UI. Basecamp-nya kan di asrama, berangkat dari asrama pulang juga di asrama. Hal ini membuat asrama semakin lengkap (???).

Kembali lagi mengenai aku di dalam bikun (sejak kapan aku menjadi akuan begini? Pengen berubah deh. Haha). Setiap melihat penumpang bikun, yang hampir selalu berganti di tiap halte, aku selalu ingin membuat cerita. Lalu menerka-nerka watak mereka lewat ekspresi muka dan gerak-gerik mereka, bahkan lewat cara duduk mereka. Begitu asyik mengamati orang di dalam bikun. Lucu-lucu!

Pernah aku bermain tebak-tebakkan dengan diriku sendiri, mengenai "fakultas apakah dia?". Jadi, aku mengamati seorang penumpang bikun, lalu mulai menyusun hipotesis mengenai dari fakultas apa si penumpang bikun berasal? Haha. Autis! Main sendiri, senyam senyum sendiri. Inilah pekerjaan orang yang suka mengamati orang. Ckck, aneh ngga sih?

No comments:

Post a Comment

MD: Ide Yang Tersesat

Minggu lalu, Jumat 15 Maret 2024, saat Live sendirian, kepikiran untuk bikin INSTAL LIVE yang isinya obrolan antar nakes Puskesmas Alian ten...