Monday 30 August 2010

Experience is Gold (part 3): "Pesan dari Chloe"

....ucapku keras hingga membuat Sandra melompat ke jok depan di antara Sammy dan Sean yang tak kalah kaget.
"Apa-apaan kamu sih? Bikin kaget orang aja! Kasihan Sandra tuh! Dasar Beo! Dari tadi diam 1001 bahasa, sekali ngomong bikin orang jantungan! Justin Beo!" kata Sean bak kereta super cepat shin kan zen.
"Oia, I'm so sorry, Sandra," ucapku penuh penyesalan sekaligus agak geli melihat tampang Sandra yang amburadul tak karuan. Kasihan juga sih.
"It's okay, Justin! By the way, tadi katanya ada sms dari Chloe. Apa katanya? Apa tentang farm ini? Atau tentang apa? Cepat katakan pada kami!" jawab dan desak Sandra yang kini mulai kembali menjadi dirinya yang biasanya, cerewet. Aku pun lega melihatnya kembali ceria. Sammy dan Sean pun tak lagi bermuka serius dan mulai melontarkan joke-joke garing. Niatnya mungkin mau mencairkan keadaan yang sedingin es sejak lima belas menit yang lalu. Namun yang aneh, Karen belum mengubah raut wajahnya yang serius dan tampak memikirkan sesuatu. Tunggu dulu... Berpikir? Atau mungkin tepatnya mengingat-ingat sesuatu? Ah nanti saja. Aku mau membacakan sms dari Chloe.
"Oke teman-teman, aku bacakan sms-nya ya! "'Justin! Kenapa kamu matikan teleponnya tadi? Aku kan mau mengingatkan kalian harus hati-hati pas lewat Naomi Farm. Itu farm baru dibeli oleh keluargaku and baru direnovasi jadi penerangannya belum berfungsi. Aku mau menyarankan kalian lewat Kings Street yang lebih ramai dan dekat, eh malah ditutup teleponnya! Apa-apaan?? Hah? Aku ngambek!"' Dan kuakhiri sms itu dengan prosesi pengangkatan setengah alis, pemerahan muka dan penyusunan kembali mukaku yang baru saja hancur dihantam malu. Tenggorokanku serasa dipaksa menelan paku sebanyak sepuluh kuintal. Sial!
Kulihat Sammy, Sean dan Sandra melotot sambil menghembuskan nafas kesal kepadaku membuatku salah tingkah. Karen masih berpikir. Ah whatever lah dengan anak ini! Aku memikirkan kata-kata yang pas untuk membela diri dan tiba-tiba sms lain dari Chloe mendesak masuk di inbox-ku. Aku membacanya dengan suara gemetar, "Oh iya, tadi teleponmu tidak bisa dihubungi jadi aku sms ke Karen juga. Semoga dia menyampaikannya pada kalian."
"NAH ITU! Tadi Chloe sms tentang sesuatu! Nah aku mau bilang itu, tapi aku lupa! Aku sudah berusaha mengingatnya tapi susah. Untung kau memperingatkanku, Justin! Trims ya! Hihihihi. Hey, kenapa wajah kalian begitu? Ada yang salah dengan ucapanku?" celetuk Karen dengan wajah tanpa dosa. "KAREN!!!" teriak kami berempat nyaris bersamaan.
"Iya?"
"KAU MENYEBALKAN!" teriak Sammy, Sandra dan aku.
"Karen, my sweetheart. Kok kamu pikun amat sih? Jadi tambah lucu aja deh!"
"SEAN!!!" teriak Karen, Sandra dan Sammy dengan Karen yang paling keras. "STOP IT!!"
"Hey! Sejak kapan kita punya hubungan, Kodok?! Hih! Aku kan ngga pernah menerima cintamu bahkan saat kau menembakku untuk yang ke-99 kali!" teriak Karen sejadi-jadinya membuat aku, Sandra dan Sammy diam sambil bertingkah selayak ibu-ibu rumah tangga menyaksikan soap opera percintaan. Mereka bertengkar layaknya sepasang kekasih yang baru saja diuji kekuatan cintanya.
Setelah menurutku sudah cukup lama mereka bercerita cinta, hn, tepatnya bertengkar seperti kucing jantan dan kucing betina aku pun berusaha menghentikan mereka berdua, "Hello friends, bersambung dulu ini ya. Hari sudah gelap dan kita baru masuk kawasan Bestonia. Rumah Chloe masih sekitar dua puluh lima kilometer lagi, sedangkan mobil kita sudah kehausan. Saranku, lebih baik kita mencari penginapan terdekat saja, bagaimana menurut kalian?" Ternyata usahaku berhasil. Karen dan Sean tak lagi bertengkar. Alih-alih itu mereka berdua mendengarkanku dengan seksama. "AKU SETUJU!", "Aku juga!", "AKU SANGAT SETUJU!!!" teriak Karen, Sammy dan Sandra bergantian. Aku mengangguk untuk memantapkan mereka bertiga. Namun, aku belum mendengar Sean berkata setuju. Dengan bahasa tubuh aku bertanya lagi kepadanya. Dan dia menjawab, "Tentu saja aku setuju. Gila apa kalau kita sampai bermalam di sini?! Eh, Beo! Gantian dong, kamu yang menyetir! Badanku capek. Apalagi kemarin baru ikut ujian SIM, bosan lihat setiran terus. Hehehe."
"APA? Jadi kamu baru dapat SIM kemarin sore? Gila!! Tidak meyakinkan sekali! Aku mana mungkin bisa menyetir, Sean, umurku baru 16 tahun! Ah kau ini!" kataku pada Sean setengah kesal membuat dia terbingung-bingung.


Monday, April 5th 2010

No comments:

Post a Comment

MD: Ide Yang Tersesat

Minggu lalu, Jumat 15 Maret 2024, saat Live sendirian, kepikiran untuk bikin INSTAL LIVE yang isinya obrolan antar nakes Puskesmas Alian ten...