Tuesday 18 November 2014

Note FB Tua: DI BALIK KESUKSESAN SANG “PENYIHIR WANITA”

“Penyihir Wanita” modern mungkin adalah salah satu julukan yang tepat untuk disandang oleh wanita kelahiran  31 Juli 1965 ini. Joanne Kathleen Rowling atau lebih dikenal sebagai J.K. Rowling adalah seorang novelis yang terkenal dengan karya panjangnya, Harry Potter yang telah berhasil menyihir jutaan pasang mata para pembacanya melalui 7 buku sekuel Harry Potter itu. Dia dilahirkan di Chipping Sodburry, sebuah kota kecil di dekat Bristol, Inggris. Sebelumnya ia adalah seorang single parent (orang tua tunggal) yang tinggal di Edinburgh, Skotlandia, setelah bercerai dengan suaminya yang berprofesi sebagai wartawan.

Rowling menjadi sorotan kesusasteraan internasional pada tahun 1999 saat tiga seri pertama novel remaja Harry Potter mengambil alih tiga tempat teratas dalam daftar New York Times best-seller setelah memperoleh kemenangan yang sama di Britania Raya. Kekayaan Rowling semakin bertambah saat seri ke-4, Harry Potter dan Piala Api diterbitkan pada bulan Juli tahun 2000. Seri ini menjadi buku paling laris penjualannya dalam sejarah. 

Saat ini, terhitung sudah tujuh novel Harry Potter. Jo menjadi sangat beruntung, setelah keseluruhan edisi bukunya diproduksi dalam bentuk layar lebar. Dan keseluruhannya merengkuh kesuksesan yang luar biasa. Ia juga sudah menulis buku baru berjudul “The Tales of Beedle the Bard”.



Bagaimana Riwayat Hidup dan Periwtiwa yang dialami si Rowling?
“Jo”, begitulah nama panggilan akrabnya, adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ia mempunyai seorang adik perempuan bernama Di, yang lahir sekitar dua tahun setelah ia. Mereka berdua bagai sahabat karib dan selalu bermain bersama di sela-sela kesibukan orangtua mereka.

Kedua orangtua Jo adalah orang Inggris. Mereka gemar membaca buku dan rumah mereka di Cheptow selalu penuh buku. Tak khayal kalau Jo sangat suka membaca dan mengarang. Dia sangat ingin menjadi pengarang sejak dia mengetahui apa itu pengarang dan mengarang. 

Jo kecil sangat suka berkhayal dan bercerita. Di, adiknya, adalah pendengar setianya. Mereka sering bermain drama bersama dengan Jo sebagai pengatur jalan cerita. Jo selalu menceritakan apa pun cerita dalam imajinasinya, bahkan kadang-kadang dia sampai menduduki Di agar dia tidak pergi dan mau mendengarkan cerita-cerita khayalannya.

Kegemaran menulis Jo semakin menjadi, terutama saat ia berusia 6 tahun. Pada usia itu, dia telah berhasil menulis buku anak-anak berjudul “Rabbit” yang menceritakan tentang seekor kelinci kecil yang bernama Rabbit. Selain mengarang Jo juga memiliki kegemaran tanpa malu-malu menunjukan karyanya kepada teman-teman dan orangtuanya. Kebiasaan ini terus dipelihara hingga ia dewasa.

Jo ternyata cukup sering mengalami pindah rumah selama kecil. Pada usia 4 tahun, ia dan keluarganya pindah dari Bungalow ke Winterbourne yang terletak di luar Bristol dan tinggal di rumah berlantai lebih dari satu. Di sanalah ia bertemu dengan kakak adik dari keluarga Potter, tetangga barunya di sana. Jo sangat menyukai nama Potter itu, meski anak laki-laki yang mempunyai nama itu sangat nakal kepadanya. Itulah sebabnya dia menamai tokoh penyihir cilik dalam novelnya “Harry Potter”.

Ketika menginjak usia 9 tahun, lagi-lagi orangtuanya mengajaknya pindah rumah ke Tutshill, sebuah desa kecil di luar Cheptown.  Kepindahannya itu hanya beberapa lama sebelum kematian orang tua asuh—pengasuh—nya yang bernama Kathleen yang sangat membuatnya terpukul. Dulu saat ia membutuhkan nama ekstra untuk inisial nama penanya, ia mengambilnya dari nama pengasuhnya itu sebgai nama tengahnya. Pada saat itu, pengarang wanita kurang begitu diminati dibanding pengarang pria.

Saat SMP, ia bertemu dengan Sean Harris untuk pertama kali. Sean mempunyai sebuah mobil Anglia Ford yang selalu ia gunakan ke sekolah. Sejak pertemuannya dengan Sean lah, terlintas ide tentang cerita “Harry Potter and the Chamber of Secret”, sekuel kedua Harry Potter. Memori yang paling Jo ingat saat remaja adalah ketika dia bercerita kepada orang lain untuk pertama kali tentang keinginan besarnya menjadi sorang penulis. Orang itu  adalah Sean. 

Hal terburuk yang terjadi saat ia remaja adalah saat ia mendengar bahwa ibunya divonis penyakit pada pusat sistem syaraf yang tak tersembuhkan. Dia sangat terpukul meskipun saat itu ia belum tahu apa arti penyakit itu. Ibunya meninggal pada tanggal 30 Desember 1990.

Setelah lulus kuliah, dia memutuskan untuk pergi ke London dan bekerja di sana. Kontrak kerja terpanjangnya adalah dengan Amnesty International, yang memiliki semboyan “melawan segala jenis pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di seluruh dunia". Namun, di tahun 1990 dia memutuskan untuk pindah ke Manchaster, bersama kekasih barunya.

Di tahun yang sama, ketika ia naik kereta api dari Manchaster untuk pulang ke London, keretanya mogok selama 4 jam. Jo lalu memandangi sapi-sapi desa yang sedang merumput dari luar jendela yang memberinya inspirasi brilian. Sesampai di stasiun King’s Cross sosok penyihir cilik bertubuh kurus kering, berambut hitam dan berkacamata bundar tergambar jelas di benaknya dan dia mulai bermain-main imajinasi mengenai penyihir itu yang akhirnya diberi nama Harry Potter.

Meski ia sudah mulai menulis sejak umur 6 tahun, tapi dia tidak pernah merasa sesenang saat memperoleh ide tentang Harry Potter ini. Yang menjadi permasalahan, dia terllu miskin dan tak punya pulpen yang pas atau berfungsi baik. Nemun, dia terlalu malu untuk bilang ke orang lain mengenai ini. Hingga ia memutuskan untuk menyimpan ide-ide briliannya dalam otaknya saja. 

Sembilan bulan kemudian dia pindah ke Portugal dan memperoleh pekerjaan untuk mengajar bahasa Inggris di suatu Institut Bahasa. Jo juga tak lupa membawa serta manuskrip cerita yang ditulisnya sejak di Manchaster dan berharap dapat menyelesaikannya saat dia di sana. Jo mangajar siang dan malam, sehingga semakin jarang waktunya untuk meneruskan ceritanya. Di sana Jo bertemu dengan wartawan Portugis dan menikah. Namun, akhirnya bercerai karena suaminya tak pernah bekerja. Hal terindah yang ia dapat darinya adalah Jessica, anak perempun mereka yang lahir tahun 1993. Jo berpindah ke Edinburgh bersama-sama dengan anaknya tinggal berdekatan dengan rumah adiknya, Di, pada tahun 1995.

Akan tetapi, Jo seperti tak henti didera masalah. Keadaan yang miskin, yang bahkan membuat ia masuk dalam kategori pihak yang berhak memperoleh santunan orang miskin dari pemerintah Inggris, itu masih ia alami ketika Rowling menulis seri Harry Potter yang pertama. Kondisi yang serba sulit itu justru semakin memacu dirinya untuk segera menulis dan menuntaskan kisah penyihir cilik ini. Tahun 1995, dengan susah payah, karena tak memiliki uang untuk memfotocopy naskahnya, Rowling terpaksa menyalin naskahnya itu dengan mengetik ulang menggunakan sebuah mesin ketik manual.

Naskah yang akhirnya selesai dengan perjuangan susah payah itu tidak lantas langsung diterima dan meledak di pasaran. Berbagai penolakan dari pihak penerbit harus ia alami terlebih dahulu. Diantaranya, adalah karena semula ia mengirim naskah dengan memakai nama aslinya, Joanne Rowling. Pandangan meremehkan penulis wanita yang masih kuat membelenggu para penerbit dan kalangan perbukuan menyebabkan ia menyiasati dengan menyamarkan namanya menjadi JK Rowling. Memakai dua huruf konsonan dengan harapan ia akan sama sukses dengan penulis cerita anak favoritnya CS Lewis.

Akhirnya keberhasilan pun tiba. Harry Potter luar biasa meledak dipasaran. Semua itu tentu saja adalah hasil dari sikap pantang menyerah dan kerja keras yang luar biasa. tak ada kesuksesan yang dibayar dengan harga murah.



Di mana dan Bagaimana Jo Belajar Mengarang?

Jo menempuh jenjang pendidikan yang berwarna-warni. Hal itu dikarenakan keseringannya berpindah-pindah rumah semasa kecil. Di tingkat Sekolah Dasar saja, dia pernah menjajal 2 sekolah. Sekolah pertamanya di Witerbourne. Dia sangat senang sekolah di sana, dia belajar membuat puisi, menggambar dan yang paling disukainya adalah saat ada tugas mengarang cerita. Kesemuanya itulah yang semakin sempurna membutnya jatuh cinta dengan dunia kesusastraan.

Berpindah dari Winterbourne, dia melanjutkan sekolah di Tutshill. Di sana ia mempunyai kenangan tentang bangku tempat duduknya di san pertama kali. Bangku itu mempunyai lubang dari jangka yang sengaja dibuat oleh kakak kelasnya. Jo sangat suka meneruskan pekerjaan kakak kelasnya, yaitu dengan membuat lubang itu bertambah besar hingga sebesar jempol. Kenangannya saat kecil itulah yang ia tuangkan dalam buku-bukunya, seperti suasana sekolah Harry Potter di Hogwarts of Witchcraft and Wizardery.

Setelah lulus SMA pada tahun 1983, Jo melanjutkan Kuliah di Universitas Exeter yang terletak di pantai selatan Inggris. Dia mengambil jurusan Bahasa Perancis. Kemudian disadarinya sebagai suatu kesalahan besar dalam pemilihan jurusan. Sebab ia dan keluarganya adalah benar-benar pecinta Inggris. Namun, ada sisi positif untuk Jo. Berkat ia kuliah jurusan itu, ia jadi berkesempatan untuk tinggal di Paris, Perancis selama satu tahun untuk kursus bahasa perancis. Keuntungan lainnya adalah menambah pengetahuannya menganai Perancis yang kemudian sangat berharga dan tertulis menghiasi buku-bukunya.
 
Jo menulis sekitar 10 menit sampai 10 jam dalam sehari. Hal itu tergantung suasana hati dan situasi serta kondisinya saat menulis. Dia sangat suka menulis pada malam hari, di bawah terangnya lampu dan seorang diri dalam kamar pribadinya. Ia selalu suka menulis, menulis dan menulis, sejak sesaat setelah ia mengetahui apa arti dari penulis atau pengarang pada saat ia kecil dulu.



Apa Saja Karya-karyanya dan Penghargaan yang Diporelehnya?
Keberhasilan yang luar biasa diraihnya sejak novelnya laris manis bahkan sampai diterjemahkan ke dalam lebih dari 50 bahasa di seluruh dunia. Harry Potter and the Sorcerer’s Stone (Harry Potter dan Batu Bertuah) adalah judul buku pertamanya yang diterbitkan oleh “Bloomsburry” pada tahun 1997 (di Indonesia diterbitkan oleh PT Gramedia Jakarta pada tahun 2000). Sedangkan novel-novel yang lain beserta penghargaanya, yaitu:
Rabbit Stories, yang ditulisnya saat berumur 6 tahun

  1. Sebuah novel tentang tujuh berlian kutukan dan para pemiliknya, yang belum sempat ia beri judul, ditulisnya saat berumur 11 tahun.
  2. Harry Potter and the Chamber of Secret (Harry Potter dan Kamar Rahasia). Penghargaan yang diperoleh:
    - Nestle Smarties Book Price Gold Medal 9-11 yrs
    - FCBG Children’s Book Award (overall winner)
    - Young Telegraph Paperback of the Year
    - British Book Award’s (Nibbles) Children’s Book of the Year
    - Sheffield Fiction Award (shortlisted), dan berbagai penghargaan lain.
  3. Harry Potter and the Prisoner of Azkaban (Harry Potter dan Tawanan Azkaban), dengan penghargaan:
    - Guardian Fiction Prise (shortlisted)
    - Whitbread Children’s Book Award (shorlisted), dan berbagai penghargaan lain serupa dengan yang didapat buku sebelumnya.
    - Harry Potter and the Goblet of Fire (Harry Potter dan Piala Api)
    - Nestle Smarties Book Price Gold Medal 9-11 yrs
    - Whitbread Children’s Book Award (shorlisted), dan berbagai penghargaan lain serupa dengan yang didapat buku sebelumnya.
  4. Harry Potter and the Order of the Phoenix (Harry Potter dan Orde Phoenix). Buku ini hanya memperoleh satu penghargaan yaitu: WH Smith Children’s Book of the yuear winner.
  5. Harry Potter and the Half Blood Prince (Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran). Penghargaan yand didapat antara lain:
    - British Book Award’s (Nibbles) Children’s Book 2005
    - Carnegie Medal 2005 (longlisted)
    - Royal Mail Scottish Children’s Book Awards 8-12 category winner
  6. Harry Potter and the The Deathly Hallows (Harry Potter dan Relikuli Kamatian)
  7. The Tales of Beedle the Bard, buku terbarunya yang baru saja terbit 2008.


Bagaimana Kehidupan Rowling saat ini?
Pada penghujung Desember 2001, Rowling menikah dengan Dr. Neil Murray di rumah mereka di Skotlandia. Anak kedua dan anak lelaki pertama mereka, David Gordon Rowling Murray, dilahirkan pada 24 Maret 2003, di Royal Infirmary, Edinburgh. Untuk menjaga anaknya itu, Jo mengatakan dia akan jarang muncul di depan orang banyak dan menandatangani buku kelima yang pada saat itu baru dilancarkan. Tak berapa lama selepas mengumumkan yang buku keenam seri Harry Potter telah sempurna dikarang, Rowling melahirkan anak perempuan pada 23 Januari 2005 dan dinamai Mackenzie Jean Rowling Murray.

Setelah merauk pendapatan yang sangat tak terduga seperti saat ini, Jo mempunyai keinginan untuk mempunyai sebuah rumah yang damai di selatan Skotlandia yang dibeli dengan pendapatannya saat ini. Dia berharap rumah itu akan selalu tenteram dan penuh canda dari keluarga dan teman-temannya.

Alih-alih dari itu, Jo juga semakin getul untuk menulis dan berharap menerbitkan karya-karya lain dengan genre yang berbada dengan karya-karya sebelumnya. 



Alasan Aku Memilih J.K. Rowling sebagai Tokoh yang Kutulis Biografinya
Aku pertama kali membaca buku Harry Potter saat duduk di bangku SMP. Sejak saat itu aku semakin jatuh cinta pada kisah Harry Potter yang imajinatif. Gaya bahasa yang dikenakan dalam kalimat-kalimatnya sangat tinggi untuk seukurun anak SMP sepertiku saat itu. Namun, oh aku sangat suka mambacanya.

Ketertarikan berlebihan pada novel Harry Potter kala itu, membuatku penasaran dengan siapa ”penyihir” sebenarnya di balik pencipta tokoh penyihir cilik ini. Kemudian aku mulai berburu informasi tentang J.K Rowling. Aku sangat mengaguminya sejak aku mulai membaca Harry Potter dan semakin bertambah saat aku mengetahui bagaimana lika-liku kehidupannya sembari menulis karya spektakuler Harry Potter-nya ini.

Jo adalah penulis yang sangat memberi aku inspirasi. Aku mempunyai ambisi untuk menjadi seorang penulis atau pengarang sejak aku membaca karyanya. Hal itu mungkin membuat gaya bahasaku terkesan sedikit mirip dengannya, seperi yang telah diungkapakan teman-temanku saat membaca cerpenku. Namun, sebenarnya aku ingin menjadi diriku sendiri. 

Ketekunan dan sikap tak pernah putus asa Jo juga sangat membuatku  sangat terkesan kepadaya. Hidupnya yang kini mapan, berawal dari kerja keras gigihnya sejak kecil. Ia juga memiliki pengalaman yang tak boleh diremehkan. Pernah menetap  di berbagai negara seperti Inggris, Perancis dan Portugal membuatnya kaya pengetahuan yang belum tentu dimiliki setiap orang. Apalagi pengetahuan itu dia masukkan dalam buku-bukunya yang pastinya akan bermanfaat begi orang lain. Pengetahuanya yang sangat luas itu adalah salah satu penyebab tumbuhnya bibit ketertarikanku kepadanya.




DAFTAR PUSTAKA
  • Rowling, Joanne Kathleen. 2007. Harry Potter and the Deathly Hallows. Jakarta: Gramedia.
  • 2007. J.K. Rowling (Bagian 4), (online), (www.feminaonline.com, diakses Kamis, 29 Januari 2009, pukul 14.30 WIB).
  • 2007. J.K. Rowling, (online), (www.wikipedia.org.id, diakses Kamis, 29 Januari 2009, pukul 14.40 WIB).
  • 2008. ‘Penyihir Wanita’ dibalik suksesnya Harry Potter,(Online), (www.peperonity.blogspot.com, diakses Kamis, 29 Januari 2009, pukul 14.40 WIB).

No comments:

Post a Comment

MD: Ide Yang Tersesat

Minggu lalu, Jumat 15 Maret 2024, saat Live sendirian, kepikiran untuk bikin INSTAL LIVE yang isinya obrolan antar nakes Puskesmas Alian ten...