Wednesday 16 April 2014

Surat Kejengkelan untuk "Yang Menjengkelkan"

HEH, kau!!!

BLOODY HELL!!! 
Kenapa kau baru memberitahuku sekarang? Bulan lalu katamu? Bulan lalu kau bertemu dokter Rizki? Itu artinya ketika kau menuliskan surat rindu itu, kau sudah menemuinya dan mengetahui penyakitmu, hah? Kenapa kau begitu santai? Kenapa kau malah menulis surat yang berputar-putar seperti itu???

Ke mana kau pindah? Kau datang ke kotaku? Apa kau gila? Sejauh itukah kau mencintaiku? Pikirkan dulu tugas akhirmu dan aku juga akan memikirkan tesisku! Perhatikan kesehatanmu! Jangan berbuat hal yang macam-macam. 

Kau membuatku sulit menuliskan ini. Harus kumulai dari mana ini? Apakah kau bilang kalau kau mulai mencari donor? Golongan darah B, ya. Tidak! Kenapa kau mencari donor? Stadium berapa? Katakan padaku! Aku masih tidak menyangka, ini benar-benar terjadi padamu. Aku masih menganggapmu hanya berhipokondria selama ini. Mungkin kau tersugesti dengan pikiran-pikiran itu hingga tubuhmu menuruti sugesti tersebut. Aku harap ini bukan yang kronis. Oh, Tuhan... Kenapa kau tidak memberitahu orang tuamu? Aku tidak yakin, aku dapat selalu membantumu karena kesibukanku saat ini. Bagaimana jika ada hal buruk yang terjadi padamu dan kau sendirian? Aku tidak bisa membayangkannya lagi. Ah! Golongan darah B, ya? Apakah kau membutuhkannya secepat ini? Bagaimana tentang biayanya? Kau harus memberitahuku jika tabunganmu sudah habis untuk berobat.

Oh iya, aku pernah mendengar kalau orang yang sakit ini harus melakukan diet makanan. Aku akan mencari infonya. Tetangga kontrakanku, anaknya...oh bukan, keponakannya...ah persetan siapanya, juga menderita sakit ini. Dia memiliki menu makan yang diatur dan harus mematuhinya. Aku...masih tidak percaya kau benar-benar... Baiklah!!! Kau tidak boleh naik stadium. Kau harus memperlambatnya! Berjanjilah padaku! Aku akan mengirimkan menu diet itu kepadamu dan kau harus mematuhinya. Aku akan mengirimkan setiap info tentang ini kepadamu dan kau harus mencoba menjalankannya. Satu lagi! Jangan minum obat penahan rasa sakit semacam asam mefenamat terlalu sering karena, menurut dugaanku, dia akan memperparah kondisimu, terutama lambungmu.

Apakah kali ini aku terlalu cerewet? 

Aku jengkel sekali kepadamu. Aku tidak mengerti kenapa kau menganggap hal besar seperti ini seolah-olah sesuatu yang sepele. Oke, selamat kau menang. Namun, apakah kepuasan akan kemenangan itu dapat menyembuhkan penyakitmu? Ingat! Kau ini sekarang adalah seorang perempuan berumur 22 tahun. Ingat, kan? 

Tunggu, 16 Maret lalu, sehari setelah ulang tahunmu, bukankah kita bertemu dan makan bersama? Ini kurang dari sebulan yang lalu, kan? Kau sudah tahu tentang penyakitmu, kan? Kenapa KAU TIDAK BILANG APAPUN padaku??? Hah!!! Kau tidak banyak bicara, selain bercerita tentang hal tidak penting. Apa, ya? Tentang perseteruanmu dengan teman sekampusmu? KAU ini, benar-benar... Kau tidak mau diurusi atau apa, hah?

Oke, jangan lupa kirimkan alamatmu. Weekend ini, sepertinya aku dapat sedikit meluangkan waktuku. Sepertinya aku dapat mengunjungimu. Kuharap di sana ada bioskop yang dekat karena ada satu film yang ingin kutonton. Kau ingin aku membawakanmu apa? 

Uhn... Ngomong-ngomong, selamat! Kau telah membuatku cemas sepanjang hari. Maaf, aku baru membalasnya sore. Baru saja aku kembali dari Semarang. Yeah, kemarin aku memang pergi ke sana dengan Pak Danu (bukan pembimbingku dan kami tidak pergi ke Timur). Dia sangat jenius, Ndah. Aku akan menjadi seperti dia. Semester depan, aku akan menyelesaikan tesisku. Pembimbingku sangat suka dengan judul tesis yang kuajukan. Aku sudah mulai menyusun desain prototype-nya. Hnnn... Aku juga masih menjadi asistennya. Tiga kali dalam seminggu, aku menemaninya mengajar di kelas. Lihat, betapa sibuknya aku yang keren ini, bukan? Jadi, berhentilah berpikir macam-macam tentangku. Aku tidak akan meninggalkan "ini" karena berkatnya lah aku menjadi seperti sekarang ini. Aku juga tidak berniat untuk mengabaikanmu, jika kau mulai berpikir demikian. 

Ndah, kau masih ingat dia, bukan? Bagaimana kabarnya? Apakah dia masih sibuk dengan praktik-praktik lapangannya? Bukankah tahun ini adalah tahun kelulusannya... bersama denganmu? Aku tidak tahu apakah aku dapat menghadiri pesta kelulusan itu. Aku ingin menitip salam untuknya, tapi sepertinya tidak mungkin. Oke, lupakan saja.

Kau mau cerita apa? Berceritalah sesukamu. Mungkin aku akan telat membalasnya, tapi aku pasti membaca semuanya tanpa terlambat. Ingat! Jaga kondisimu. Segera kabari aku, jika terjadi sesuatu.


Dewa.

No comments:

Post a Comment

MD: Ide Yang Tersesat

Minggu lalu, Jumat 15 Maret 2024, saat Live sendirian, kepikiran untuk bikin INSTAL LIVE yang isinya obrolan antar nakes Puskesmas Alian ten...