Tuesday 3 April 2012

Dua Puluh

Angka yang tak lagi sedikit, dua digit dan diikuti oleh tanggung jawab yang lebih menggigit. Alhamdulillah, terima kasih Tuhan untuk nikmat dan berkah umur yang Kau berikan ke saya. Terima kasih untuk nikmat perasaan mencintai, disayangi, memberi, diberi lebih, dan menanti orang terkasih yang lebih terasa seperti petualangan nan indah dan penuh tantangan. Terima kasih telah Kau hidangkan keluarga nan unik, kawan-kawan nan baik dan orang-orang yang selalu memicu tumbuh lebatnya inspirasi di dalam tempurung kepala saya. Juga terima kasih karena memberi saya kesempatan untuk merasakan cinta yang cukup tidak biasa dan berdurasi panjang, cinta yang seutuhnya abstrak dan penuh harap, cinta yang mungkin sampai kapan pun tak akan tersampaikan.

Meski demikian, ingin saya berucap "terima kasih Tuhan", saya pun akan tetap menunggu hadiah terindah dari-Mu, dia entah siapa yang akan tulang rusuknya akan terlengkapi dengan kehadiran saya. Dia yang mau menerima saya sepenuh jiwa dan raga, sepenuh hati dan oleh cinta. Bismillahirrohmanirrohiim...
My Destiny in Yours, I Believe Your Great Plan for Me.


Galau 20...

Ini istilah baru gue denger di tahun 2012 dari seorang sobat. Gue bener-bener nggak paham definisi istilah ini sebelum dia bilang bahwa kebanyakan cewek yang sudah menginjak umur 20 tahun, dia akan mulai memikirkan tentang jodohnya.

Gue pun seperti terhasut tanpa diberi hasutan. Gue tiba-tiba berpikir tentang calon suami, tentang pernikahan dan lain-lain. Padahal sebelumnya, gue sama sekali nggak pernah memikirkan begituan. Oke! Gue ngaku! Gue sering memikirkan dan berkoar dan mengeluh dan bercerita dan merasa kangen berlebih terhadap seseorang. Namun, hal itu menurut gue bukan semacam keinginan buat married. Saat-saat itu, gue hanya ingin bisa dekat dengannya. Yah, dekat yang tanpa dibuat-buat. Just that! 


Nah yang ini beda nih. Tiba-tiba terpampang jelas angka 2016 di otak gue. Gue tiba-tiba mentransformasikan nominal tersebut menjadi tahun. Lalu gue pun senyum-senyum sendiri karena tiba-tiba lagi gue kepikiran untuk menargetkannya sebagai tahun di mana di salah satu bulan tersebut gue udah punya pendamping. Ingin gue bilang aamiin, baik di dalam hati maupun diucap bibir. Namun, gue sendiri masih nggak yakin. Masih sebatas pengen-pengen. Masih belum memantaskan diri. Masih belum mempersiapkan hati, jiwa dan raga. Maka gue putuskan untuk saat ini dan seterusnya, gue terima aja apa yang namanya  menanti sesuatu yang belum pasti daripada mengejar-ngejar apa yang gue pengenin tapi abis itu kesandung dan keperosok masuk jurang.

Ya ampun, gue hampir nggak percaya gue udah berkepala dua. Tiba-tiba muncul beban tambahan, berupa palu seberat 1000ton berlabel "Ani Harus Buat Mama Romo tersenyum BANGGA". Gue merasa palu ini tiba-tiba berpangkat 1000 saat gue memandang diri gue masih compang-camping sana-sini. Contoh...
-Oke IP udah pasti mau disebutin berapa ratus kali lagi juga nggak bakal berubah angkanya
-Kemampuan berkomunikasi yang masih setara anak SD kelas 3
-Kemampuan memimpin yang masih terbatas hanya untuk orang yang dikenal dan disugestikan tidak lebih keren
-Kemampuan menganalisis setiap hal dan permasalahan yang masih dangkal dan nggak ada perkembangan sejak SD
-Kemampuan mengapresiasi karya orang laing maupun diri sendiri yang masih sangat kurang
-Kemampuan menulis, bermusik, berorganisasi, menggambar, me-lain-lain yang kata orang ada, tapi menurut gue masih hanya sekedar awalan tanpa ada kelanjutan
-Kemampuan gue memperbincangkan keburukan orang lain yang luar biasa tinggi sekali hingga terkadang membuat orang lain sakit hati tak alang kepalang
-Dan lain-lain yang membuat gue masih sangat jauh-jauh sekali dari kebaikan dan keteladanan

Gue sangat ingin berubah. But? I'm still trying! It's really hard. It sometimes make a new problem when I'm trying to be better I am. 


Oh Tuhan... Gue pengen sekali menjadi orang yang bermanfaat tanpa membuat mereka takut. Namun, kalau saat gue berpikir dan diam saja sudah cukup membuat mereka bergidik dan ragu mendekat, akankah mungkin aku bisa berbagi dan bermanfaat bagi mereka?

Hujan semakin tidak bisa diprediksi akhir-akhir ini, begitu pula perasaan dan cara pikir orang lain. Gue mungkin harus lebih kreatif dalam menerka mereka tanpa harus memunculkan ratusan prejudice yang menyertai pikiran-pikiran tersebut.

Gue ini bener-bener 20 tahun nggak sih, ya? Gue masih mikir selayak anak SD gini...


No comments:

Post a Comment

MD: Ide Yang Tersesat

Minggu lalu, Jumat 15 Maret 2024, saat Live sendirian, kepikiran untuk bikin INSTAL LIVE yang isinya obrolan antar nakes Puskesmas Alian ten...