Monday 31 January 2011

Kasus pertama yang ditangani oleh Detective Auriga Amarilis ternyata diberikan oleh adek kelasnya.

Di suatu malam yang lupa suasananya, sang detective memulai rutinitasnya yang menyenangkan dan mengandalkan kelihaian tangan, bukan sulap bukan sihir, melainkan chatting-an. Saat itu sudah pukul sembilan malam lebih, tapi jarinya tak juga lelah menari. Dia melirik kalender meja yang berdiri tegak di atas tv 21 inchi di depannya, dan ditemukannya angka 9 di bulan ke-6. Tahunnya? 2009 lah.

Tiba-tiba si adek kelas mengirimkan pesan. Dia mempertanyakan kepiawaian sang detective memecahkan kasus kriminal maupun non kriminal. Merasa diremehkan sang detective pun marah-marah dan mulai menyombongkan diri dengan menceritakan sedikit keahliannya dengan sedikit bumbu rekayasa. Akhirnya, setelah meyakinkan si adek kelas bahwa dia bisa menjaga kerahasiaan kliennya ("semoga!" dalam hati sang detetive), si adek kelas pun memberanikan diri untuk menceritakan kronologis kejadian. Ini kasus kehilangan. Dialog yang digunakan sesuai dengan kultur asal sang detective.

~oamariliso~

21:57 WIB

Pirman: Wktu tgh mlm, ad 4 org gelar klasa ng lpgn, slh 1na mr x,

Trouble Maker: Pokeran y?? He... Lanjut!

Pirman: Agp aja yg lain a,b,dan c

Pirman: Trz mrka tdur..

Trouble Maker: Trz ilang?

Pirman: Ak iya, ne kwi ora

Pirman: Sat itu, blm tdur, hp mr x jath dr sakuny, nah. . .masi sadar, mr x mgmbil hpny tsb kmudian me2gangny erat2,

Trouble Maker: Then?

Pirman: Tidur...

Trouble Maker: Abz tu ilang???

Pirman: Stlh skian lma,,

Pirman: Grimiss

Pirman: Kn ng lpangan, trz d gugah kon pndah, tpi. . .mr x tidak sadar klu ia tdk me2gang hpnya lg. . .

Pirman: Then si a dan b ngusungi klasa. . .

Trouble Maker: Trz trz?

Pirman: Bar kwi. . . Mr x dan c kmbli tidur, meanwhile, si a dan b pergi golet sega goreng...

Trouble Maker: Hmm... X n c tdr dmn?

Pirman: Ak ra brg kro mreka, tp pd2 ng lpangan. . .

Trouble Maker: Okeh... Trz?

Pirman: Smentara it, ak dan tman2 lain masi asyik pokeran tkan jam stgh 3, ng lapangan,

Trouble Maker: Ah! Berlebit"... Ra pntg kwe, ... Wkwk

Pirman: Hahae, selingan lah

Trouble Maker: Trz? Trz?

Pirman: Saur

Pirman: Nah, bar saur kwi, tmbe kemudan, mr x hapene nandi?!

Pirman:

Pirman: D hubungi g aktip, pdhl btre ful, bar saur glet2 ng lpgn+pngledahan...

Pirman: But, it has no results

Trouble Maker: Hmmm

Pirman: Nah, kbtlan, si A trkenal dg sifat2 buruk n

Pirman: Alias mandan mreman

Trouble Maker: Yo, tp knp km menyangka si B??

Pirman: Ak nyngka si a..

Trouble Maker: Oh. Mki ng duwur m.b hehe...

Pirman: Maybe kwi kasmudte

Trouble Maker: Wah. Tp si C alibinya jg kurang. hehe...

Trouble Maker: Kasmudte ap?

Pirman: Maksudte,

Pirman: Ia ncen, ming mbtiri turu tok

Pirman: N yg mperkuat dugaanku ke mr A, sikapny rada aneh,

Trouble Maker: Gugup? Bingung? Air muka aneh?

Pirman: Tidak, tpi ra kaya biasane,

Pirman:

Pirman: Tek pandeng mandan kepriben,

Trouble Maker: Waw. Tatapanmu mengalihkan dunianya, hegegeg...

Trouble Maker: Hmm... Matanya bicara???

Pirman: Haha, beh tmen,

Pirman: Ia, sptinya dy ber ekspresi palsu

Trouble Maker: Hmm... Klo 2org lain gmn?

Trouble Maker: Maaf jaringan eror... Crta ws tk tampung...

~oamariliso~

Semenjak percakapan tanpa suara itu, sang detective tidak bisa tidur tenang. Dia mulai membangun hipotesis, kapanpun dia bisa berpikir. Namun, hal ini ternyata cukup susah baginya. Dia tidak mengenal keempat orang itu. Hanya dengan mengetahui kronologis kejadian dan opini kliennya, tidak cukup baginya untuk berteori dan menemukan si pelaku. Ini kasus biasa ditemuni, tapi untuk seorang detective baru bin amatir bin baru sekali diberi kasus tanpa menginterogasi korban dan calon tersangka, kasus ini terbilang cukup susah. Lama-lama dia mulai gila. Lalu lupa. Memang si detective ini mempunyai penyakit langka bernama pikun. (langka?)

Hari berlalu. Sang detective pun berjumpa dengan si adek kelas. Dan tiba-tiba dia teringat kasus yang dia lupakan itu. Untuk menutupi kelupaannya, dia sengaja bertanya, "Bagaimana? Udah ketemu? Temenan kae pelakune?"

Si adek kelas pun menjawab dengan cepat,"uwis! ternyata benar! pelakune kae! dia mengakui perbuatanne setelah didesak! akhirre hp-ne mbalik meng sing nduwe. happy ending"

Diam. Sang detective merasa gagal. Why? Dia tak bisa menyelesaikan kasus pertamanya bukan karena apa-apa, tapi karena dia lupa, zzzzzzzzz. Kasus itu terselesaikan dengan sendirinya. Sang detective benar-benar malu, lalu off. Untung si adek kelas atau kliennya, tidak pernah mempermasalahkan kelupaan sang detetive.

What a gaje case with a gaje detective!

No comments:

Post a Comment

MD: Ide Yang Tersesat

Minggu lalu, Jumat 15 Maret 2024, saat Live sendirian, kepikiran untuk bikin INSTAL LIVE yang isinya obrolan antar nakes Puskesmas Alian ten...