Friday 10 December 2010

I Love Bikun

Jumat, 10 Desembar 2010
Pukul 8.33 WIB

I Love Bikun
oleh Anifatun Mu'asyaroh pada 10 Desember 2010 jam 9:25
Aku sangat suka naik bikun. Bikun merupakan singkatang dari bis kuning. Ini merupakan EYD yang salah. Seharusnya Bukun kan ya? Bus kuning. Namun, apa daya memang enakkan didenger bikun daripada Bukun yang terkesan kayak panggilan mak-mak. Hehe.

Aku pulang dari casting (ceilee, kayak punya modal, bakat, potensi dan thethek mbengek di dunia tarik suara aja. ehm maksud saya dunia akting aja..). Kamis kemarin, aku jujur, serius, tidak bohong apalagi mengada-ada, aku mengikuti casting di gymnasium untuk iklan motor ***d*. Parah sekali! Sebelum berangkat, aku sudah punya feeling, pasti something wrong bakal terjadi. Maklum feeling aku adalah feeling-nya bakul es, rada tajam, bisa memperkirakan cuaca hari ini, sehingga bisa menyiapkan persediaan dagangan agar bisa se-pas mungkin. Aku malas sekali untuk datang, meski Ayu sudah merayu-rayu, meski Juju sudah mengajak-ngajak, meski rumput berhenti bergoyang karena bosan ditanya terus olehku. Namun, rasa penasaranku, lumayan mampu membunuh kamalasanku (jarang-jarang ini). Akhirnya aku memutuskan datang. Aku tidur pukul 2 siang, berniat bangun pukul 3, lalu berangkat pukul 3.30. Manusia merencanakan, Tuhan menentukan. Semua plan, gagal total. Huaahaha...

Melek pukul 3.30, sampai halte pukul 3.47. Bikun datang dua menit kemudian. Bikun biru. Itu artinya muter dulu. Namun, karena aku suka naik bikun, aku naiki saja dia. Telat?? Jangan tanya.

Pukul 4.05. Tiba di depan gymnasium yang besar dan lebar berdinding hijau muda pudar. Aku tidak melihat anak-anak MB, selain Teguh, Juju dan Ayu. Hatiku bertanya-tanya. Mataku menjelajah lapangan. Dan kakiku menunaikan tugas yang lain, kaki kanan garuk-garuk kaki kiri. Sweatdropped!! Casting apaan ini? Yang datang cuma tiga orang? Mana lawannya??? ckckck, harap harap parah!

Aku datangi mereka dengan ekspresi muka yang (aku yakin) seperti ekspresi seorang raja maniak wanita yang dihadapkan pada dua pilihan, tahta atau wanita??? Bingung sebingung-bingungnya! Hahaha. Juju dan Ayu pun ternyata menampakkan muka bingung. Usut punya usut, Teguh lah biang keladi pembuat dua anak manusia itu bingung setengah hidup, dengan berkata, "jarkom casting itu cuma bohongan! Gue dateng ke sini bukan buat casting, tapi buat latihan tambhan! Haha," yang anehnya langsung dipercayai Juju dan Ayu. Kalau aku jadi mereka, Teguh akan aku interogasi habis-habisan sampai jungkir balik (cuma omdo sih sebenernya, haha). Hampir saja, Juju dan Ayu pulang, yang itu artinya hampir saja aku menjadi kandidat tunggal dari section pit di acara casting yang menggelikan itu, haha. Untung mereka ngga jadi pulang, fiuh!

Casting...berjalan lancar bagi Ayu, Juju, Elsa dan anak-anak cadets lain. Sedangkan aku??? Aku parah separah buah mangga masak dimakan kalong, abis itu ketiup angin topan, jatoh ke tanah dan beberapa detik kemudian tertinda truk tronton----> tinggal bijinya doang yang berbentuk, haha. Ayu, full ekspresi, senyum kanan senyum kiri, sadar kamera dengan rambut terurai bak di iklan shampoo kecantikan anti ketombe dan anti gundul, maksudnya anti rontok. Juju, lebih mantap, dengan gaya seperti model iklan marimas, berpose profesional layaknya model bintang empat setengah. Sedangkan Elsa, dia yang baru berusia 17 tahun, justru yang paling bergaya dewasa, so sweet Elsa! Ahaha... Kalu aku??? Aku bergaya seperti sebatang kayu yang berdiri memegang mallet sambil memukul-mukulkannya ke kawannya bilah-bilah bambu (baca: bells). Aku kaku sekaku-kakunya kayu baru ditebang dari pohonnya, haha.

Abis casting --di mana kita disuruh berkenalan, senyam-senyum sana-sini, pukul alat main alat, ekspresif dan ngepel lapangan gymnasium (lho??? dusta! dusta!)-- aku berniat pulang karena sudah sangat rindu pada bikun. Bikun oh bikun, aku ingin memilikimu selamanya...houwouwo (iringan lagu keroncong kemayoran). Namun, aku harus mennggu Juju beberapa menit, karena males pulang sendirian. Alhasil aku berhasil membuatnya berhenti memandang pasukan latihan dengan berkata, "Ntar maghrib, bikun ngga beroperasi lho..." Juju yang notabene mudah dibohongi, panik dengan sukses, dan memutuskan pulang. Banzai!!! hehe...

Di bikun, aku senang, di bikun aku bahagia, di bikun, dunia serasa milikku sendiri... (lebay, padahal ya desak-desakkan dengan orang banyak). Bikun oh bikun aku suka menaikimu....lallala (lama-lama bisa tercipta lagu hymne bikun ini, ckckck).

Di asrama, bingung mau apa. Akhirnya aku memutuskan untuk ke kantin, yang ternyata secara tiba-tiba disetujui oleh Iam, yang muncul dari balik bikun. Hahaha...Iam, makaaan yuuk! Aku memesan mie ayam bakso dengan satu bakso yang sukses menggelinding di meja, dan iam makan sayur+tempe. Kontras banget, ani yang sok hedon, dan iam yang selalu normal-normal aja. Abis makan, aku malas pergi ke kamar. Aku berniat mengulur waktu dengan menceritakan hal-hal tidak penting kepada Iam, seperti tentang orang yang kulihat di kantin asrama kemarin malam, atau orang yang di Kebumen yang kemarin malam kuajak chatting lewat fb. Huahaha... Aku sangat malas kembali ke kamar!

Aku mengulur waktu lagi dengan mengajak Iam memandang bintang. Ya ampun kayak sepasang kekasih yang diterpa cinta terlarang yang sedang kasmaran. Kami pun duduk-duduk di kursi panjang berlengan pendek (kayak baju kemeja aja, haha) yang diam saja sejak empat bulan lalu di depan TU. Aku kira dia permanen di sana. Iringan lagu-lagu gereja yang dinyanyikan jemaah Kristiani, membuat malam menjadi tak biasa. Aku baru sekali mendengarkan lagu-lagu itu di samping telingaku sendiri. Mereka di Gazebo, kami berdua memandang bintang yang tidak terlihat di depan kantor TU.

Bosan, aku mengajak Iam naik bikun lagi. Pukul 7.30 malam saat itu. Di luar dugaan Iam langsung melonjak-lonjak bahagia sepertia diajak nge-date ke Taman Safari di Afrika sama Donnie Sibarani (hahai, pengandaian yang terlalu tinggi). Akhirnya, kami naik bikun yang sepi dan sepi. Hanya aku, Iam dan Pak Sopir kelahiran Wates, Yogyakarta. Kok aku tahu asal muasal beliau? Ya karena kami bertiga berbincang seru seperti dengan Bapak di kampung malam itu. Asrama hingga Stasiun kalau tidak salah, kami bertigalah tiga-tiganya penumpang bikun, Asyik sekali... Naik bikun yang sepi yang sepi yang hanya milikku sendiri. Ingin akun berlari dari ujung kursi penumpang paling belakang hingga ke ujung paling depan di mana Pak Sopir sedang memijit-mijit setiran kesayangannya. Stelah itu guling-guling di lantai berlapis kertas lantai berwarna biru berbercak kuning dan biru muda. Berloncatan-loncatan di tiap kursi penumpang hingga keluar peer yang berada di dalam kursi tersebut. Ya ampunnnn, bikun I'm in love....

Setengah jam kamudian, aku mendapati diriku sudah berada di asrama lagi...dan berakhirlah petualangan bersama bikun hari itu. Tentang casting, aku kira, aku akan berpikir 273 kali sebelum memutuskan untuk ikut. Ahahha....

Catatan yang sangat-sangat panjaaaaaaaaaaaaaaaaang

No comments:

Post a Comment

MD: Ide Yang Tersesat

Minggu lalu, Jumat 15 Maret 2024, saat Live sendirian, kepikiran untuk bikin INSTAL LIVE yang isinya obrolan antar nakes Puskesmas Alian ten...