Hallo, Bang Ko...
Maaf karena saya tidak mengucapkan ini tepat waktu, tetapi... "SELAMAT ULANG TAHUN!"
Saya memang tidak dapat mengucapkannya secara langsung kepadamu karena saya tidak mengetahui letak pasti keberadaanmu. Oleh karena itu, saya mengucapkannya melalui tulisan ini.
Ini adalah ulang tahun kedua yang kita lewati semenjak pertama kali berkenalan dan saya memutuskan untuk tetap menyapamu jika suatu saat bertemu. Meskipun saya tidak begitu mengenalmu dengan baik dan, dapat dipastikan, kau juga sangat tidak mengenal saya, saya memutuskan untuk rajin mengucapkan selamat di setiap ulang tahunmu seperti saya mengucapkannya kepada teman-teman baik saya.
Saya tidak menyertakan hadiah apa pun untukmu karena Dia pasti akan memberikan hadiah terbaik untuk-Mu. Saya titip pada-Nya harapan terbaik untukmu, meski sebetulnya saya tidak memiliki banyak harapan. Saya juga tidak pandai menyusun kalimat doa berisi harapan dan kebaikan yang detail untukmu. Saya hanya dapat mengamini hal-hal baik terjadi padamu, cita-cita tertinggimu dapat tercapai sesegera mungkin sesuai targetmu, misi-misi perjalananmu dapat kau lalui dengan lancar, kendala yang menghadang langkahmu dapat teratasi tanpa harus terlalu banyak mengorbankan diri, keinginan baikmu dikabulkan-Nya, serta semoga kau senantiasa dilimpahi-Nya dengan kejutan indah yang bahkan tak kau duga-duga kedatangannya. Aamiin.
Di pertemuan terakhir denganmu di dunia pertama, yang entah kapan waktunya, saya melihat raut wajahmu lebih cerah dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya di mana kau tampak cemberut dan seolah-olah tak rela untuk bertemu. Apakah kau sedang berbahagia? Semoga kebahagiaan itu senantiasa mengiri setiap langkah perjalananmu. Kau juga tampak lebih merawat diri dan kesehatanmu, meski kau sempat berujar bahwa tenggorokanmu sedang serak entah karena hal apa. Namun, saya tetap bersyukur, kau terlihat sedikit lebih gemuk, Bang. Semoga di usia barumu, kesehatanmu lebih terjaga. Di pertemuan itu juga, kau tampak begitu akrab dengan lebih banyak orang, meskipun menurut seseorang kau tampak menyendiri seperti orang bingung yang tak punya teman. Semoga di usia barumu, kau memiliki lebih banyak teman di mana-mana, di atau ke mana pun kau berada, dan semakin disayangi oleh mereka dengan ketulusan bukan untuk pemanfaatan. Selain itu, kau terlihat sangat serius dengan masa depan yang akan segera kau pijaki, kau menanyakan banyak hal yang tidak saya mengerti kepada seorang yang berpengalaman itu. Apa pun itu, saya hanya mampu mendoakan kelancaran pencapainnya untukmu. Ah iya, semoga prestasimu senantiasa meningkat pula. Semoga kau semakin lembut kepada orang-orang di sekitarmu yang menyayangimu. Semoga kau sering tersenyum dan tak terlihat seperti penyendiri. Ah, saya mulai bosan menulis rincian doa dan harapan untukmu, toh ini hanyalah sebuah ucapan ulang tahun. Pokoknya, semoga kau di tahun-tahun yang akan datang lebih baik, bertabur keberkahan, dan mampu bermanfaat bagi orang lain.
Saya ingin memberimu sesuatu, tetapi sepertinya ini tidak perlu, mengingat kau dan saya tidak bertalian apa pun dan bukan sepantasnya menghabiskan recehan saya untuk hal-hal seperti itu. Namun, jujur, tahun lalu saya hampir memberikanmu sebuah jam tangan murahan yang dapat saya jangkau dengan sisa uang jajan saya. Untung saya membatalkannya, karena ternyata kau sudah memilikinya entah kapan dan dari mana kau mendapatkannya. Kali ini saya memutuskan untuk tidak memberikanmu apa-apa...atau mungkin saya akan membuat sebuah lagu singkat untukmu? Ah, saya tidak tahu bagaimana cara membuat lagu. Atau mungkin memberimu sebuah gambar? Uhn, saya juga tidak tahu cara menggambar. Atau membuatkan sebuah puisi persahabatan? Oh tidak, kita tidak pernah betul-betul bersahabat saya kira. Saya perkirakan, kau akan menerima banyak hadiah dari orang lain yang lebih berharga dan indah dari rencana hadiah-hadiah yang akan saya berikan. Jadi, kau tidak akan kekurangan hadiah pastinya. Lagipula, jika saya memberikanmu sesuatu pun, sepertinya pemberianku tidak akan cukup untuk membuatmu gembira, alih-alih bingung dan menerka siapa pemberinya.
Mengapa ucapan ini menjadi sepanjang ini? Namun, awalnya, saya kira saya akan menuliskan lebih panjang dari ini. Ternyata, saya terlalu bingung mau menuliskan apa untukmu. Saya kira, sampai di sini ucapan selamat dari saya. Selamat, selamat, selamat, Bang Ko. Semoga Allah memberkahi sisa umurmu... :)
No comments:
Post a Comment