Rabu, 1 Desember 2010
Aku mulai percaya pada sugesti. Pagi ini aku membaca banyak status di facebook yang intinya, "Selamat datang Desember! Desember Ceria!" dan sebagainya. Sedih sekali, karena awal dan akhir desember ini diwarnai dengan ujian kuliah yang keduanya sangat-sangat aku tidak cintai, Matematika dan Fisika.
Tadi, baru saja aku mengikuti UTS Matematika. Aku malu mengakui ini, tapi ada dorongan yang membuatku mengaku di blog ini yang pastinya nanti akan dibaca oleh banyak orang, bahwa "Aku tidak mampu mengerjakan soal-soal matematika yang dibuat oleh dosen ajaib itu". Dosen ajaib? Entah! Kali ini aku sedang ingin saja menyebut beliau dengan sebutan itu. Beliau masih agak muda, sekitar 30-45 tahunan kukira. Beliau adalah orang yang komit, berbakti pada orangtua dan zzzzzzzzz.
Namun, aku justru lebih suka diajar sang asdos yan menurutku mirip dengan Raditya Dika versi cakep karena habis operasi plastik tujuh kali di Singapore. Asdos ini, memakai kaca mata tebal yang lumayan mirip dengan milik Raditya Dika, potongan rambut cepak yang lagi-lagi mirip dengan rambut Raditya Dika dan selera humor yang setengah mirip dengan Raditya Dika. Entah bagaimana, kakak ini lebih mampu menuangkan ilmu-ilmu matematika dibandingkan sang dosen yang ajaib itu.
Ini tentang melukiskan dunia dalam kata; tentang aku dan jejalanan yang akan atau telah aku lewati; tentang Kawan yang lebih berwarna dibandingkan pelangi; tentang ramainya penjelajah ilmu yang selalu haus memecahkan teka-teki; tentang cinta yang tak kan pernah henti meski listrik mati; dan tentang aku yang masih mencari jati diri. Aku menulis... untuk mempertahankan memoriku hidup lama, jauh lebih lama dari aku menempuhi hidup ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Agustus Ke-80
Hidup Rakyat Indonesia!!! Ketika panji-panji makara berkibar mendampingi sang merah putih yang mulai ternoda. Ketika satu komando "Bera...
-
Lagu di atas merupakan lagu Amaryllis karya komposer Henri Ghys. Saya memainkannya dengan aplikasi piano pada ponsel saya. Oh iya, mohon...
-
Hidup Rakyat Indonesia!!! Ketika panji-panji makara berkibar mendampingi sang merah putih yang mulai ternoda. Ketika satu komando "Bera...
-
“Mau semangka?” “Aku puasa,” jawabnya sekenanya. “Oh, afwan. Nggak pulang, Di?” tanyaku. “Tidak,” jawabnya singkat. “Kenapa...
No comments:
Post a Comment