Monday, 31 March 2014

Saya Suka, tapi Tidak Suka

Saya menyukai banyak hal. Saya ingin dapat melakukan banyak hal. Saya ingin belajar dan berlatih untuk dapat melakukan banyak hal itu. Namun, saya tidak tahu...setiap saya mulai mencoba saya merasa tidak pantas dan tidak memiliki dorongan semangat untuk terus melakukannya.

Saya suka menari. Namun, setiap kali saya bercermin saya pasti akan tersadar bahwa saya tidak memiliki modal untuk menjadi seorang penari, bahwa kesukaan saya dalam menari tidak seharusnya untuk dipertontonkan kepada orang-orang, bahwa meski saya berusaha sekeras apa pun untuk menari di pentas, saya tidak akan mampu menari dengan bahagia... karena saya tidak membiarkan diri saya untuk dilihat oleh orang lain. Sudah banyak kali saya menari, terhitung sejak kelas 3 SD. Tari tradisional, tari India, tari kontemporer, dan tari-tari yang lainnya... Namun, untuk apa saya menari? Apakah untuk dilihat? Tidak. Saya hanya suka ketika melakukannya bersama dengan yang lain. Saya suka melakukan gerakan indah dengan baik dan tepat dan saya benci tingkah laku saya dilihat oleh orang. Pada akhirnya, sebagian besar alasan menari saya adalah untuk pemenuh kewajiban atau pelengkap suatu acara pentas karena tidak ada satu pun orang lain yang mau melakukannya. Mungkin terlihat pas, saya suka menari dan tidak ada yang mau menari. Saya dapat menari untuk mengisi kekosongan itu. Namun, saya tidak suka terlihat. Saya pun tidak mampu menari dengan bahagia. Setelah selesai menari pun, saya tidak pernah dihadiahi dengan senyuman. Tidak, tidak...tidak usah diberi pujian karena saya sangat tidak suka dipuji, apalagi yang berlebihan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Kasihan mereka berbohong untuk kesia-siaan. Bukan, bukan tidak ikhlas juga dalam melaksanakannya, hanya saja saya bingung mengapa saya betul-betul melakukannya?

Saya suka menulis. Namun, ya seperti inilah tulisan saya. Tidak bermutu, tidak berkualitas. Menulis pun kurang konsisten. Meski saya sudah tahu minat saya ke tulisan fiksi, tetapi topik, tema dan inti ceritanya tidak banyak yang berbeda. Hwoaaah. Beri saya waktu untuk mengembangkannya. Ah, saya tengah berkata kepada siapa sebenarnya? Awang-awang? Langit-langit kamar? Pembaca? Hmmm...siapa yang pernah membaca cerpen-cerpen saya? Hampir tidak ada. Iya, iyalah. Kapan saya menulis cerpen? Setahun sekali pun belum tentu. Masih pantaskah saya mengaku suka menulis? 

Saya suka membantu terlaksananya sebuah acara. Namun, saya tidak suka berada di dalam keramaian pelaksanaan acara-acara tersebut. Saya tidak suka terlihat dan dilihat dan saya tidak punya alasan yang tepat untuk menjelaskan ketidaksukaan saya yang satu ini. Inilah yang membuat saya suka berorganisasi atau mengikuti suatu kepanitiaan, tetapi saya tidak suka menghadiri pelaksanaan acara besarnya. Saya akan memilih menjadi pembantu di belakang layar. Saya sangat menyukai menjadi pemanjat tangga dibandingkan pengisi panggung. Saya sangat menyukai merencakan suatu pementasan daripada memberikan sambutan. Saya sangat menyukai berkeliling kota mencari kebutuhan acara dibandingkan harus menyapa satu per satu tamu yang datang. Saya tidak suka bertemu dan menyaksikan banyak manusia... Mereka membuat saya pusing dan mual.

Saya suka musik. Namun, saya akan berhenti memainkannya ketika ada orang yang mulai memuji. Bagi saya, pujian adalah sindiran secara halus. Oleh karena itu, saya lebih memilih bermain ketika sendirian, bermain ketika tidak ada orang yang memperhatikan dan bermain hanya untuk diriku sendiri. Saya memang suka bermain musik, tapi saya tidak pandai bermain musik. Inilah yang membuat saya sebal ketika ada orang yang bilang bahwa saya pandai bermain musik. Apa yang saya lakukan adalah hal-hal yang dapat dilakukan orang lain. Meski demikian, jika ada orang yang mau mendekat dan bernyanyi bersama, saya akan menyukainya. Asalkan dia diam dan tidak memuji dengan hal-hal yang benar. Saya bersedia membagikan apa yang saya tahu tentang musik, tapi saya akan berhenti berbagi dengannya ketika dia bilang saya jago atau sebagainya. Ada yang salah dengan saya? Biarkan saja. 

Saya suka menggambar. Namun, ini tidak konsisten. Saya hanya penjiplak. Saya menggambar dengan melihat contoh objek yang akan digambar. Imajinasi saya sebetulnya sangat buruk. Sama seperti yang lainnya, saya tidak suka diberi pujian untuk gambar-gambar saya, meskipun saya suka memperlihatkan gambar-gambar saya. Saya hanya suka meminta saran, bukan diberi pujian. Namun, uhn...entahlah.

Saya suka fotografi. Namun, saya sadar diri dengan apa yang saya miliki saat ini, saya belum dapat memenuhi keinginan berburu dan berbagi foto yang bagus. Meski demikian, saya cukup suka membagi satu, dua foto meski tak beresolusi baik, setidaknya tak banyak diedit. 

Saya suka desain dan film. Namun, ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan kuliah yang saya geluti. Pantaskah saya tetap penasaran dengan desain dan perfilman?

Saya suka drama. Saya sangat suka menyaksikannya maupun melaksanakannya. Beberapa kali saya pernah menjadi sutradara atau penulisnya atau sebagainya. Namun, saya tidak memiliki cukup potensi menjadi pemimpin dan penyampai gagasan yang baik. Alhasil, saya menjadi sutradara yang buruk. Meski demikian, saya tetap suka menonton drama. Ini menyenangkan melihat orang bersandiwara di atas panggung secara langsung.

Saya suka melakukan banyak hal...tapi saya tidak memiliki cukup keberanian untuk menjaga kesukaan saya... Saya merasa tidak pantas melakukan semua hal karena terlalu sering dikomentari di belakang dan dipuji berlebihan di depan. Saya tidak suka. Saya tidak tahu, mana yang sebenarnya benar-benar pantas saya lakukan karena ini...

1 comment:

  1. Dan saya heran kenapa kamu begitu merendah??
    Menari.....Ok, saya hanya tahu kamu menari sampai SMP tanpa berkesempatan "tampil", jadi saya tidak peduli.
    Drama, design & film, fotografi, gambar, keterlibatan dalam organisasi tanpa muncul di public, saya pun tidak tahu kamu menyukai hal - hal tersebut. Namun, saya bisa menyimpulkan kamu punya daya visulisasi yang baik karena kesukaan kamu terhadap hal - hal itu.
    Tapi sola menulis dan musik, saya tidak pernah bohong ketika saya menyatakan "tulisan kamu bagus" dan "kamu punya musikalitas yang baik". Tahukan kamu, saya membaca beberapa tulisan di blog in dan beberapa kalimatnya pernah saya kutip & paste di Twitter, Blog pribadi, FB, atau hanya sekedar saya simpan di otak saya untuk saya sampaikan kembali kepada orang lain? Dan tahukah kamu, saya benar-benar kagum ketika kamu hanya secara " ngasal" memencet not-not di HP tapi dapat membentuk rangkaian lagu yang indah? Jadi ketika saya memuji kamu, siapakah yang tidak kamu percayai? kata-kata saya atau diri kamu sendiri??
    Come on......u're better even than what u think, girl! ;)

    ReplyDelete

Monolog (1): Menggantung Harap

Hai kamu... Kamu bukan pilihan, maka jangan berharap masuk ke dalam prioritas. Telanlah segala yang ditujukan kepadamu. Cerna dan ekskresika...