By the way, tadi aku memimpikan kamu, itu, dia, dan beberapa orang asing. Tokoh utamanya kamu dan itu. Itu melakukan hal yang tidak-tidak kepadamu dan aku saksinya. Lalu kamu marah.
Aku pergi dan menumpang sholat berjamaah di mushola antah berantah sama orang asing berbahasa Melayu. Pas selesai sholat ada surat permintaan maaf dari itu untuk kamu, yang disusun oleh dia dengan bahasa khasnya dia.
Isinya tentang pengakuan dan alasan itu, kenapa selama ini, itu bertindak begini dan begitu. Selain itu, jda namaku dan anak *piiip* lain juga disebut di dalamnya. Di sini, dia menjadi penengah dan berperan dalam menyelesaikan masalah. Surat dari itu benar-benar sangat panjang, sekitar 8-10 halaman. Akhirnya, kamu yang marah, pun, tetiba menghilang.
***
Oh iya, jadi kronologinya seperti ini.
Awalnya aku sedang ngobrol sama kamu sambil jalan-jalan. Di jalan, aku melihat itu lagi lesehan di depan teras. Teus aku mengajak kamu menemui itu. Aku mau bilang ke itu kalau aku galau mau milih yang mana. Aku berkata seperti ini ke itu, "Hmmm, aku galau antara SC, jadi staf perlapmu (entah acara apa, namanya aja mimpi) atau nggak menerima keduanya, fokus skripsi aja." Kamu ikut ngobrol juga denganku dan itu. Namun, aku yang lebih banyak bicara. Tidak. Kamu yang lebih banyak bicara.
Lalu, di suatu topik, tetiba itu marah, meninggikan suara ke kamu dan juga ke aku. Itu mendekat kepadamu dan terlihat seperti akan melakukan sesuatu hal kepadamu. Hal yang selama ini hanya aku saksikan dari drama dua dimensi, tak pernah di depan mata. Aku kaget pastinya, tapi tidak mampu berekspresi.
Aku terlalu tak mau melihat dan langsung pergi. Aku singgah ke mushola, yang telah aku datangi terlebih dahulu, sebelum kamu dan aku menemui itu. Di sana, aku bertemu dengan orang-orang asing berpakaian dan berbahasa tidak familiar, yang bingung dalam menentukan siapa yang akan menjadi imam sholat mereka. Sejak aku pertama ke mushola itu, jam 12.00, hingga hampir jam 14.00, mereka tidak juga menemukan imam yang cocok menurut mereka. Lelah menanti, entah bagaimana, akhirnya sholat pun dimulai. Di tengah sholat, tetiba lantai mushola menjadi miring ke depan. Hal ini membuatku sedikit tergelincir ketika ruku' dan beberapa kali nyaris terjongkong ke depan. Namun, ketika sholat selesai, lantai kembali mendatar tanpa miring sedikit pun. Aneh? Memang. Ini mimpi.
Setelah sholat, aku menemuimu. Kamu menunjukkan sesuatu. Ternyata, itu adalah surat tebal yang itu tinggalkan di depan kasir kantin. Aku terheran, mengapa itu bisa menulis surat sepanjang itu, dengan waktu secepat dan tulisan serapi itu? Aku memutuskan untuk membukanya. Kamu sudah menghilang lagi, entah ke mana.
Oh iya! Sebelum kamu pergi dan menghilang, kamu bilang begini ke aku, "Mba, kamu nggak marah ke aku, kan? Aku nggak tahu maksud dia apaan dengan bertindak kayak begitu. Aku sebel banget sama dia. Mba An cemburu, ya? Serius mba aku nggak ada apa-apa dan nggak tahu apa-apa. Dia jahat banget sumpah!" Dan, kamu pergi, tanpa membaca surat itu. Aku terbengong dan membatin, "Ini semua maksudnya apa???"
Aku membaca dengan teliti, surat permintaan maaf yang panjang itu. Tetiba, aku juga ikutan marah. Sebenarnya, itu menuliskan banyak hal, tentang bagaimana itu menyebali orang-orang yang berisik di dunia maya, tentang rumah keduanya yang tidak lagi menyenangkan, tentang orang-orang di sini yang menurutnya aneh, tentang setiap alasan yang membuatnya berubah menjadi seaneh dan semisterius ini. Namun, hal yang membuatku marah hanya satu: Itu salah dalam menuliskan nama lengkapku. Entah kenapa, hal itu membuatku sangat marah. Namun, aku menyimpulkan banyak hal dari ini.
Di antara pengakuan-pengakuan yang ditulis tangan itu, itu menyelipkan ucapan maaf. Itu tidak melakukan itu benar-benar untuk membungkam kamu yang terlalu berisik, tetapi untuk mengusir aku yang terlalu terlihat menyedihkan. Itu meminta maaf sekali. Selain itu, ada juga tulisan tangan dia, si tritagonis yang bermaksud mendamaikan kalian berdua. Tulisannya pun rapi, agak besar-miring ke kanan, dan terlihat begitu sopan-tertata, sangat mencerminkan isinya.
Kamu tahu? Entah mengapa, aku merasa lega, meski sempat marah karena itu salah mengeja namaku. Aku tidak tahu apa maksud dari isi surat ini, tentang penjelasan alasan itu melakukan hal itu kepada kamu, dan semuanya. Namun, entah mengapa rasa lega itu menjalar menenteramkan keingintahuanku.
Aku sebenarnya tidak tahu apa yan terjadi antara kamu dan itu. Apa yang itu lakukan kepadamu setelah tiba-tiba mendekatkan diri kepadamu, menciptakan angle yang tidak baik untuk dilihat? Apakah hal yang seperti dalam drama betul-betul terjadi? Dan apa yang sebenarnya terjadi setelah aku pergi? Aku tidak terlalu peduli. Namun, surat darinya ini...begitu membuatku ingin berhenti.
***
TERNYATA INI SEMUA HANYA MIMPI DI SIANG BOLONG!
Jangan-jangan, aku mimpiin ini karena kamu suka cerita tentang tweet dan keanehan dia. Terus alam bawah sadarku membuat cerita fiksi tentang kalian, hmmm. Lucunya, pas bangun, aku lihat ada WA darimu. Hwahaha. Langsung ketawa guling-guling di kasur, tanpa mikir!
Sering begitu memang, memimpikan orang, abis itu orangnya nge-WA.
Dan ketika aku menceritakan ini kepadamu, kamu pun terpingkal-pingkal menanggapi lewat tulisan, "Ini hari paling super mba nugas ditemani cerita darimu
Ceritane rampung, tugase rampung."
What a ridiculous dream!!! --"
Cast:
Aku sebagai aku
N sebagai kamu
NN sebagai itu
W sebagai dia
No comments:
Post a Comment