Hari apa sih ini??
Yeah hari Jumat sih sebenarnya, cuma harinya itu nggak biasa. Gue baru aja berkabung. Namun, anehnya gue nggak bisa sedih-sedih banget. Padahal kerugian yang gue derita nggak nanggung-nanggung. Yeah, berhubung di blog gue nggak pernah tahu bahwa ada aturan nggak boleh sebut nominal, so gue bakal membuka lebar berapa kerugian yang gue tanggung berkat kecerobohan dan keparahan gue....
Deg. Deg. Deg... Jumlahnya adalah 100ribu lebih banyak dari jumlah uang kuliah gue per semester.
Ataghfirullohal'adzim, gue cuma bisa beristighfar dalam hati. Mohon ampun kepada-Nya atas semua yang telah gue lakukan selama ini dan alhamdulillah, segala puji bagi-Nya untuk seluruh nikmat dan kasih sayang-Nya kepada gue.
Benar kata Mas Arul. Allah sangat sayang sama gue. Dia mengingatkan gue untuk selalu bersyukur, dalam hal ini rasa syukur gue adalah dengan bertindak hati-hati dan nggak ceroboh. Dengan selalu menjaga barang dan hal-hal yang udah Dia kasih ke gue dengan sebaik-baiknya.
Serius. Gue nggak nangis. Gue bahkan masih senyum-senyum gitu. Ya, walaupun temen-temen di sekitar gue udah ngerasa aneh sama gue yang tiba-tiba lebih kalem.
Kalau gue inget-inget, gue udah merasakan peasaan nggak enak sejak seminggu ini. Gue selalu merasa bakal kehilangan minimal sesuatu atau seseorang. Bahkan, gue sampai mengingatkan si Dila untuk berhati-hati, agar gue sendiri juga inget bahwa gue juga harus berhati-hati. Namun... Yeah, nasi sudah menjadi bubur, masa suruh balik lagi ke beras baru panen?
Gue bener-bener berkabung, sekaligus mengambil hikmah di sini.
Sampai saat ini, gue belum cerita ke orang tua gue. Gue nggak tega mengabari mereka. Apalagi mama gue. Gue takut beliau mikir dan semua penyakitnya kambuh.
Namun, cepat atau lambat, karena gue bukan tipe orang yang suka menyembunyikan kebeneran meski itu sepahit empedu ayam, gue pasti bakal cerita ke mereka.
Untuk sementara ini, gue baru mau akan mengurus kartu atm gue. Temen-temen sangat menyarankan untuk segera memblokir kartu atm gue, takut terjadi apa-apa. Akhirnya, gue pergi ke BNI sendirian. Takut ngerepotin orang. Gue ngantri untuk sejam di sana. Namun, cuma ada 3 pergerakan manusia dan nomor antrean. Nomor gue 055 sedangkan nomor yang dipanggil baru sampai nomor 036. Saat gue baru dateng nomor yang dipanggil adalah 033 dan gue itu udah duduk menunggu di situ selama 45 menit. Jadi, gue agak pesimis gue bakal terpanggil dalam waktu 1 jam. Akhirnya, gue kabur aja ke Labkom perpus pusat. Semoga langkah gue ini bener, tapi kalau saat gue balik ke bank dan nomor gue udah kelewatan, gue nggak jadi ke situ hari ini, tapi hari Senin aja. Ya Allaaah... hamba bingung.
Gue juga udah berniat untuk mengikuti banyak lomba nulis, siapa tahu bisa menang. Yeah, gue berpikir realistis juga sih sebenernya. Kemungkinan karya gue bisa menang paling cuma mendekati 10% (ngga usah nanya dari mana gue bisa dapetin angka ini), tapi kalau terus diasah pasti akan bisa insya Allah. Ya Allah ridhoi kami ini.
Sejauh ini, gue udah ditinggal pergi HP kesayangan gue E63 yang baru gue punyain selama 3-4 bulan, beserta pulsa+paket internet yang masih ada 400MB-an. Gue juga kehilangan modem+isi+kuota yang masih 850MB-an. Flashdisk 8GB gue juga ikut melayang bareng mereka. Kabel data yang sekecil mungil itu pun nggak mau ditinggal. Yang paling fatal adalah salah satu hal yang paling krusial buat bertahan hidup: kartu ATM. Berhubung gue bikin rekeningnya di Kebumen, so kemungkinan gue nggak bisa bikin di Depok ini.
Ah dunia memang penuh tantangan. Gue harus bersabar dan bisa menghasilkan duit sendiri mulai saat ini. Gue harus bisa berjuang sendiri!!!! Sipp!!!
Di saat seperti ini, gue pengen kepala gue dielus sama Mama gue, pengen diajak chatting sama dia, pengen dihibur teman terdekat, tapi gue juga bingung... siapa???
Sesendirian itukah gue? Haha...
Gue udah bilang gue nggak nangis, so gue bakal nggak akan nangis. Semangat!!!!! :DDDD
Ini tentang melukiskan dunia dalam kata; tentang aku dan jejalanan yang akan atau telah aku lewati; tentang Kawan yang lebih berwarna dibandingkan pelangi; tentang ramainya penjelajah ilmu yang selalu haus memecahkan teka-teki; tentang cinta yang tak kan pernah henti meski listrik mati; dan tentang aku yang masih mencari jati diri. Aku menulis... untuk mempertahankan memoriku hidup lama, jauh lebih lama dari aku menempuhi hidup ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Titipan Doa
To the point sekali, nitip doa begini ke dr. Ria, di umroh tahun ini. 1. Semoga 2 laki-laki di keluarga Ani melembut dan kembali ke jalan ya...
-
Lagu di atas merupakan lagu Amaryllis karya komposer Henri Ghys. Saya memainkannya dengan aplikasi piano pada ponsel saya. Oh iya, mohon...
-
A. Asal-usul Nama dan Lambang Unsur Arsen Arsen berasal dari kata arsenicum (bahasa Latin) dan kata arsenicon (bahasa Yunani) yang artinya: ...
-
Betapa gue merindukan mereka. Betapa gue ingin mendengar suaranya. Betapa gue ingin cinta ini tersampaikan setiap saat. Bersama mereka ku...
No comments:
Post a Comment