Thursday 20 June 2024

Bawang Putih Buruk Rupa

Mau cerita. Dulu kelas 7 SMP, semester 2, ada penilaian seni drama. Satu kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang. Saya lupa. Namun, saya ingat bahwa saya 1 kelompok dengan teman-teman yang sesama plegmatis seperti saya. Singkat cerita, saya berakhir sebagai penyusun naskah, berlanjut sutradara (karena dinilai sebagai orang yang paling ngerti maksud naskah dramanya). Karena temanya cerita rakyat, kami memilih cerita Bawang Merah Bawang Putih. Semua berjalan dengan baik, hingga akhirnya pada H-1 penilaian, si pemeran Bawang Putih menyerah dan minta bertukar peran dengan saya yang awalnya berperan sebagai Ibu Bawang Merah. Mau nangis dia. Akhirnya, saya iyakan, meski berkecamuk rasa di dada. Saya sadar diri, bahwa saya tidak good looking.... Petaka terjadi saat hari H penilaian. Segerombolan anak lelaki dari kelas sebelah yang ngintip penampilan kelas kami menertawakan saya habis-habisan saat kelompok kami tampil. "BOCAH PALING ELEK SESEKOLAH DADI BAWANG PUTIH. HUWEK! 🤮 Ora sadar diri. Bawang putih kok buruk rupa."

Monolog (1): Menggantung Harap

Hai kamu... Kamu bukan pilihan, maka jangan berharap masuk ke dalam prioritas. Telanlah segala yang ditujukan kepadamu. Cerna dan ekskresika...